Sarang Pelindung Manusia
[Expired] 27 - 30 Desember 2018

Sarang Pelindung Manusia adalah sebuah simbol atau metafor dari Ultimate Shelter - satu satunya tempat untuk tetap aman setelah bencana, entah di dalam kanopi imajiner, diantara pohon pohon tinggi layaknya burung, atau di jalanan layaknya gelandangan dan pengungsi. Karya ini juga terinspirasi dari pepatah Filipina, “mamamahai”, yang mengarah pada suatu jeda sesaat yang kita butuhkan untuk beradaptasi di lingkungan tertentu, antara kepercayaan diri dan ketakutan, kebahagiaan dan rasa tidak nyaman.
•
@lizbastard berkerjasama dengan @yennuariendra & @ktsc.witch memasukkan puisi yang akan anda dengar berjudul “Moi, Laminaire”, ditulis oleh penyair Prancis Aimé Césaire di tahun 1939. Puisi ini adalah jembatan yang kuat sekaligus indah antara puitika Prancis dan ketidakberdayaan kita, terutama orang-orang yang harus menghadapi bencana alam yang sangat dekat dengan Indonesia.
OPENING EXHIBITION
26 DECEMBER 2018 / 7 PM
Keynote Speech @jpascalelbaz
------
Dipikir Sambil Jalan (DSJ), merupakan agenda seni rupa yang diupayakan oleh Komunitas Sakatoya dalam rangka mengelola Rumah Akanan sebagai ruang pertemuan lintas disiplin seni. Kondisi pameran di ruang alternatif diharapkan membuka peluang munculnya pembacaan-pembacaan yang berbeda dari sebuah karya rupa ketika berasosiasi dengan narasi ruang pamer yang tidak konvensional. Ke – alternatif – an peristiwa yang mungkin terjadi, secara penuh diberikan kepada seniman dalam membaca ruang Rumah Akanan dan pengunjung saat pameran berlangsung.