www.gudeg.net, Yogyakarta - Tujuh negara bakal meramaikan pertunjukan seni internasional bertajuk “ Jogja International Street Performance 2017” (JISP 2017), event tahunan yang sudah berlangsung dari tahun 2010 ini merupakan event ke-8 di tahun ini. Tahun ini mengangkat tema Jogja The Dancing City dengan tagline Jogja Jejogedan. Dan diharapkan dengan adanya acara ini akan memperjelas kerjasama Dancing Cities Network yang berpusat di Barcelona dan diikuti oleh puluhan Negara di Eropa dan Amerika Latin .
JISP 2017 merupakan jawaban atas terbatasnya ketersediaan ruang pertunjukan bagi seniman-seniman untuk berekspresi. Dengan diadakannya Jogja International Street Performance ini diharapkan bisa menjadi ajang kegiatan seni dan ruang baru bagi seniman seni pertunjukan selain itu juga bisa menambah jumlah kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Jogja diharapkan bisa menjadi destinasi event international dengan pasar utama eropa Dan Asia ,
Acara ini akan berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 24-25 september 2017 di titik-titik ruang publik seperti di Plaza Monumen SO 1 Maret Yogyakarta , Area parkir Jl. Mangkubumi (utara Hotel Grand Zuri) dan Halaman kantor harian KR.
Pembukaan JISP akan diadakan di Monumen SO 1 maret (24/9) pukul. 19.00 WIB dan akan dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan kesenian dari berbagai negara dan akan melibatkan banyak seniman seni .
7 negara yang akan ikut memeriahkan JISP diantaranya : Jepang (Rina Takahashi), Malaysia (University Malaysia Sabah), Singapore ( kalpana dosivan & rupbiny jayaseelan), Taipei (Wang yue kwn), Srilangka (Tantangan Dance Academy), Philipina (Poleen Carla rosito & Dancers) dan Indonesia (bellacoustic kalteng,data presta Jakarta,phoneix dance sekarang,topeng losari cirebon,kapuseni Bangla)dari yogyakarta menampilkan Satriya Ayodya, Sanggar Seni Kinanti Sekarang, Sanggar Tari Anaka Tembi, Mila Art dance, Artha Dance, Devintri, Abib Igal, Alvien Lie.
Imam Pranotohadi mengungkapkan “Diharapkan dengan adanya acara ini bisa menambah long stay Wisman yang berkunjung ke Jogja, Jogja bukan sebagai kota transit saja namun sebagai tujuan wisata utama karena kebudayaannya.”
Bambang Paningron juga ikut mengungkapkan harapannya “Dengan adanya JISP 2017 ini bisa meningkatkan apresiasi pertunjukan di Jogja agar masyarakat lebih care dengan pertunjukan seni di Jogja.”
Kirim Komentar