www.gudeg.net, Yogyakarta - Pernikahan dengan pakem adat yang benar dewasa ini sudah mulai terkikis ombak gaya western yang dianggap lebih mudah, praktis, dan relevan. Padahal pernikahan adat adalah bagian dari budaya kita. Saat di mana kita bersentuhan dengan akar pemikiran nenek moyang kita.
Pernikahan adat selalu sarat makna, tidak semerta-merta dilakukan begitu saja. Walaupun saat ini tren pernikahan selebritis di Indonesia nampak berbau tradisional, tetapi dari sisi prosesi adat yang pakem, banyak yang tidak sesuai. “Mohon maaf, tetapi artis cenderung membuat tren sendiri dengan (prosesi) adatnya yang keliru,” ujar Diany Pranata, founder dan CEO Bella Dona The Wedding.
Karena posisi selebritis di masyarakat adalah sebagai tokoh publik, fenomena tren pernikahan artis ini dinilai berbahaya untuk kelestarian pernikahan adat nusantara. Atas dasar semangat melestarikan ini lah, Bella Dona The Institute mengadakan Royal Wedding Journey, seminar sehari mengupas rahasia upacara adat pengantin Yogya di Royal Ambarrukmo (15/11).
Di seminar ini, pakem adat dan tata cara pernikahan Jawa dikupas tuntas. Termasuk prosesi-prosesi yang ada dan tidak ada di pernikahan keraton. Seperti misalnya pasang blèketèpè yang tidak ada di dalam rangkaian pernikahan keraton. Tidak hanya itu, dijelaskan pula solusi jika pengantin berasal dari daerah yang berbeda, dan jika keluarga menghendaki kedua adat digunakan.
Salah satu yang membuat orang mundur dari opsi menggunakan pakem adat adalah kendala biaya. Ternyata ada banyak cara untuk menyiasati hal tersebut, tetapi tetap berpegangan pada pakem adat yang ada. “Kita bisa bicara ke pemangku adat, sajen mana yang bisa dikurangi tetapi maknanya tetap mewakili,” jelas Diany lagi.
Dengan segala gempuran adat barat yang ramai di pasaran, nampaknya tidak menurunkan animo masyarakat untuk mempelajari dan mengetahui adat dan tata cara pernikahan Jawa yang benar. Peserta yang berasal dari beragam kota nampak aktif dan bersemangat mengikuti seminar.
Kirim Komentar