Gudegnet - Sesrawungan I Bersama Ayu Laksmi diadakan oleh Universitas Gajah Mada di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Mlati, Kamis (17/05).
Dalam diskusi yang bertajuk Dari Kekaryaan ke World Music ini, Ayu Laksmi bercerita mengenai perjalanan dunia dan spiritualnya di jalan musik. Ayu menceritakan cerita tentang karya dan pemaknaan dibaliknya.
"Svara Semesta, berkarya, itu sebenarnya bermaksud untuk menolong diri sendiri. Membantu berani lebih ikhlas tanpa banyak protes atau excuse. Istilahnya karya itu adalah anak, makanya disebut 'melahirkan' karya," cerita Ayu Laksmi.
Dimoderatori oleh Michael H.B. Raditya, peneliti musik di Laras dan Editor Jurnal Kajian Seni UGM, diskusi ini berjalan intim dan personal. Sisi spiritual yang yang mungkin tidak diketahui orang banyak terbuka dan dikupas sedikit demi sedikit.
Banyak cuplikan karya yang diputar sebagai contoh setiap peristiwa dan cerita dibalik pengalaman hidupnya. Seperti misalnya Mantra I (Album Svara Semesta II, track satu), di mana Ayu Laksmi melantunkan mantra atau doa sebagai intro. Lewat lantunan inilah dia dipertemukan dengan Joko Anwar, dan membawanya pada peran 'Ibu' di film 'Pengabdi Setan'.
Perempuan kelahiran Singaraja, Bali, 25 November 1967 ini juga sempat membawakan satu lagu karyanya dari album Svara Semesta ke 2, Maha Asa. Walaupun judulnya dalam bahasa Indonesia, liriknya dinyanyikan dalam bahasa Jawa kuno. Dan seperti semua penampilannya, walaupun sederhana selalu ada kesan magis dan sarat makna. Didukung dengan vokal yang tidak konvensional, berat, serak, dan dalam dan lantunan mantra dan lirik dalam berbagai bahasa.
Bahasa adalah salah satu nilai yang istimewa dari karya Ayu Laksmi. "Saya meyakini bahwa setiap bahasa itu punya energi. Ada lagu yang memang 'memilih' (untuk) disajikan dalam bahasa tertentu," ceritanya. Lagu yang ada di albumnya berisikan lagu dengan lirik Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sansekerta, Bali, Bali kuno, Jawa, Jawa kuno, Sunda, dan lainnya. Bahkan ada yang berbahasa Latin. Ada notasi yang pas untuk bahasa tertentu, "Taunya dari mana, ya tidak tahu. Rasanya ada di sini," jelasnya sambil menunjuk dada.
Menurut Michael, musik Ayu Laksmi selain dapat dikategorikan sebagai World Music, dapat juga disebut sebagai healing music atau meditational music. "Karya-karyanya juga bisa dilihat sebagai interprestasi mbak Ayu Laksmi itu tidak hanya sebagai warisan, tetapi juga sebagai produk. Mbak Ayu Laksmi membawa warisan ini sebagai buah proses seleksi dari berbagai kepentingan, pemikiran, interpretasi rasa, dan sebagainya sehingga menjadikan warisan ini bukan sebagai sesuatu yang terberi, tetapi sesuatu yang terbuat bukan hanya di masa lampau tetapi juga dimiliki dan dipergunakan di masa kini, bahkan masa depan," jelas Michael menutup diskusi siang itu.
Kirim Komentar