Gudeg.net - Pameran seni yang sering kita temui, antara lain pameran lukisan, pameran seni instalasi, pameran seni fotografi namun masih jarang yang mengadakan pameran seni keramik. Pameran dengan dasar unsur keramik ini berpijak dari proses penciptaan seni yang diaplikasikan diatas keramik.
Pameran keramik bertemakan “Air Mata Api” diikuti oleh 8 seniman muda jebolan dari ISI keramik. Dengan kurator Hendra Himawan dan dibuka oleh perupa dan seniman yang sudah malang melintang di dunia keramik, Koni Herawati.
Tema pameran Kali ini secara metaforik, diambil dari material “kedua” dan “ketiga” dalam proses pembuatan keramik selain tanah. Air yang hadir sebagai katalis dan api yang menghantarkan tanah menjadi keramik. Mata sendiri adalah perihal kecermatan , kepekaan dan kejelian yang menghantarkan material menjadi medium, hal yang mengawal menjadi keramik.
Para seniman yang terlibat dalam pameran ini menyadari sepenuhnya bahwa seni keramik yang baik merupakan kesatuan antara fungsi, estetik dan craftsmanship. Merupakan perpaduan antara ketrampilan tangan dengan rasio hati.
Delapan seniman yang mengikuti pameran keramik yaitu Dyah Retno Fitriani, Feros Alvansyah, Linda Nur Mastuti, Sidik Purnomo, Burhala, Apri Susanto, Nisaul Khaeroty dan Diky Arif Prasetyo. Pameran ini berlangsung dari tanggal 5 juni- 13 juni 2018 di Bentara Budaya Yogyakarta.
Nisa’ul Khaeroty dengan karyanya bertajuk “Penuh Dengan Bunga” menghadirkan objek-objek bunga melalui jenis material tanah liat yang diperoleh dari berbagai daerah seperti Sukabumi, Malang, Lombok dan Kasongan.
Nisa melakukan eksperimen dengan tanah liat melalui teknik pijit. Teknik pijit dipakai karena menurutnya, teknik itu bisa mendekatkan dengan material yang dipergunakan dalam hal ini adalah tanah liat.
“Tanah liat dari masing-masing daerah mempunyai karakteristik yang berbeda , misal tanah liat dari Malang termasuk jenis stoneware, yang mempunyai suhu bakar lebih tinggi daripada yang tanah liat berwarna hitam dan dari segi elasitisitas tanahnya lebih susah dipijit, sehingga lebih sabar dalam proses teknik pembentukan,”jelasnya.
Kirim Komentar