Seni & Budaya

Keris Tak Selalu Harus Berbau Mistis

Oleh : Dude / Senin, 00 0000 00:00
Keris Tak Selalu Harus Berbau Mistis

Taufiq Effendi - Pameran Sacred without MystiqueRatusan keris dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri seperti Jogja, Bali, palembang, Sulawesi, Madura, Patani, dan Madagaskar Sabtu malam (26/07) memenuhi ruang pameran Jogja Gallery selain 31 karya seni berupa lukisan, patung, keramik, dan instalasi.

Meski tetap saja ada aroma mistis yang tercipta di ruang pameran Jogja Gallery, pameran bertajuk "Sacred without Mystique" yang akan dilangsungkan pada 26 Juli - 10 Agustus ini sesungguhnya justru bertujuan untuk mempopulerkan keris dan mendudukannya secara proporsional jauh dari mistis.

"Pameran ini bertujuan agar setiap orang tidak takut kepada keris hanya karena katanya ada isinya. Justru pameran ini untuk mempopulerkan keris dan mendudukannya secara proporsional. Dan yang penting jauh dari mistik," kata kurator pameran, Ki Juru Bangunjiwo sesaat sebelum pembukaan pameran (26/07).

Menurut Ki Juru, seharusnya bangsa Indonesia bangga dengan keris yang kini telah diakui dunia sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia pada 25 November 2005 silam oleh organisasi bidang pendidikan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), UNESCO. Dengan penghargaan tersebut, bangsa Indonesia harus melestarikan keberadaan keris yang memiliki nilai filosofis yang tinggi dan sejumlah keunggulan luar biasa lainnya.

Ki Juru Bangunjiwo - Pameran Sacred without Mytisque"Pada 25 November 2005 lalu, Keris telah ditetapkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia oleh UNESCO. Dengan predikat tersebut kita harus melestarikan keris sebagai karya adiluhung yang mempunyai sejumlah keungguluan yang luar biasa seperti dalam hal filosofi, metalurgi, dan karya seni," kata Ki Juru yang malam itu juga melakukan atraksi mendirikan keris di atas warangkanya.

Pameran yang dibuka oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Taufiq Effendi ini diikuti oleh 25 perupa yang secara bebas menuangkan definisi mereka tentang keris dalam sebuah karya dua dimensi dan tiga dimensi. Perupa Gigih Wiyono, dalam karyanya yang berjudul "The Spirit of Kris" bahkan memaknai keris dengan sangat luas. Dalam karyanya tersebut, perupa yang juga kolektor keris ini memaknai keris dalam hubungannya dengan percintaan antara pria dan wanita.

Sementara itu dalam sambutan pembukaanya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara mengharapakan dengan pameran malam ini bangsa Indonesia dapat kembali menemukan jati dirinya untuk bangkit menjadi sebuah bangsa yang kuat di dunia.

"Semoga dengan pameran "Sacred without Mystique"ini, bangsa Indonesia dapat merengkuh kembali jati dirinya untuk kembali bangkit," kata Taufiq.
      
Selain pameran seni rupa dan keris, pameran yang diselenggarakan oleh Jogja Gallery, paguyuban pencinta keris Pametri Wiji Yogyakarta dan Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) ini juga akan menampilkan sejumlah kegiatan lain seperti pemutaran film dokumentasi "Perawatan & Pembuatan Keris", peraga kinatah keris & atraksi mendirikan keris, workshop seni visual, keris & periodesasi keris, sarasehan, demo pembuatan warangka, demo perawatan keris, demo pembuatan pendok, dan konsultasi keris yang dapat diikuti oleh masyarakat.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini