Alie Gopal, sosok seniman yang telah berkreasi sejak tahun 1975 ini mungkin oleh sebagian
kalangan belum cukup dikenal karena perannya memang lebih sering berada di belakang
panggung yakni sebagai artisan dari beberapa seniman di Jogja.
Sempat melakukan pameran tunggal pada tahun 2001 di Lembaga Indonesia Peranci (LIP) Yogyakarta, seniman yang dipercaya menjadi ketua Rukun Tetangga (RT) di Gampingan ini muncul kembali di depan panggung seni rupa Jogja dengan menggelar pameran tunggal "Rupa-rupa" yang digelar pada 31 Januari - 10 Februari 2008 di Museum Dan Tanah Liat (MDTL) Yogyakarta.
Seniman kelahiran tahun 1959 ini mengaku lebih nyaman berada di depan panggung dengan menggelar pameran tunggal dibanding selama ini berada di belakang panggung membantu seniman lain sebagai artisan.
"Terus terang saya merasa lebih nyaman berada didepan panggung dengan menggelar pameran tunggal dibanding selama ini berada di belakang panggung membantu seniman lain sebagai artisan," akunya dalam acara jumpa pers Rabu (30/01) di Jogja National Museum (JNM).
Menurutnya, pameran ini semoga menjadi bukti dari eksistensinya di dunia seni rupa Jogja sehingga masyarakat mengakui hasil karyanya seutuhnya sebagai seorang seniman.
"Dengan pameran ini, semoga bisa menjadi bukti dari eksistensi saya di dunia seni rupa Jogja sehingga masyarakat mengakui hasil karyanya seutuhnya sebagai seorang seniman," tambahnya.
Pameran yang akan dibuka pada hari Kamis (31/01) di Museum Dan Tanah Liat (MDTL) Yogyakarta ini mencoba mengangkat tema kehidupan sehari-hari dalam masyarakat yang beragam. Hal-hal yang lucu dan sinis akan dapat dilihat dalam pameran pertama yang pertama yang diselenggarakan di Museum Dan Tanah Liat pascagempa 2006 lalu.
"Pameran ini merupakan pameran pertama di Museum Dan Tanah Liat pascagempa lalu. Dalam pameran ini, Alie Gopal mengangkat tema kehidupan sehari-hari dalam masarakat. Hal-hal yang lucu dan sinis akan dapat dilihat dalam pameran ini," ungkap pendiri Museum Dan Tanah Liat, Ugo Untoro.
Meski oleh sebagian orang karyanya diidentikkan dengan karya Heri Dono dan Edi Hara, lulusan Sekolah Seni Rupa Indonesia(SSRI) tahun 80 ini mengaku tidak ada masalah dengan hal tersebut. Menurutnya adalah wajar jika karyanya mirip dengan karya Heri Dono dan Edi Hara karena mereka bertiga memang telah lama bersama dan sejak dulu telah ada banyak ada kemiripan di antara mereka bertiga.
"Jika orang mengatakan karya saya mirip dengan karya Heri Dono dan Eddie Hara, hal itu saya anggap biasa saja, tidak ada masalah. Karena kita bertiga memang telah saling mengenal satu sama yang lain sejak lama. Dan telah sejak lama juga kami mempunyai beberapa kemiripan dalam berkesenian.
Dalam pameran yang akan dibuka oleh Heri Dono ini, Alie Gopal akan memamerkan 19 karya yang terdiri dari 15 lukisan dan 4 karya instalasi yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari di masyarakat yang sebagian juga diilhami dari kapasitasnya sebagai ketua RT di Gampingan.
Sempat melakukan pameran tunggal pada tahun 2001 di Lembaga Indonesia Peranci (LIP) Yogyakarta, seniman yang dipercaya menjadi ketua Rukun Tetangga (RT) di Gampingan ini muncul kembali di depan panggung seni rupa Jogja dengan menggelar pameran tunggal "Rupa-rupa" yang digelar pada 31 Januari - 10 Februari 2008 di Museum Dan Tanah Liat (MDTL) Yogyakarta.
Seniman kelahiran tahun 1959 ini mengaku lebih nyaman berada di depan panggung dengan menggelar pameran tunggal dibanding selama ini berada di belakang panggung membantu seniman lain sebagai artisan.
"Terus terang saya merasa lebih nyaman berada didepan panggung dengan menggelar pameran tunggal dibanding selama ini berada di belakang panggung membantu seniman lain sebagai artisan," akunya dalam acara jumpa pers Rabu (30/01) di Jogja National Museum (JNM).
Menurutnya, pameran ini semoga menjadi bukti dari eksistensinya di dunia seni rupa Jogja sehingga masyarakat mengakui hasil karyanya seutuhnya sebagai seorang seniman.
"Dengan pameran ini, semoga bisa menjadi bukti dari eksistensi saya di dunia seni rupa Jogja sehingga masyarakat mengakui hasil karyanya seutuhnya sebagai seorang seniman," tambahnya.
Pameran yang akan dibuka pada hari Kamis (31/01) di Museum Dan Tanah Liat (MDTL) Yogyakarta ini mencoba mengangkat tema kehidupan sehari-hari dalam masyarakat yang beragam. Hal-hal yang lucu dan sinis akan dapat dilihat dalam pameran pertama yang pertama yang diselenggarakan di Museum Dan Tanah Liat pascagempa 2006 lalu.
"Pameran ini merupakan pameran pertama di Museum Dan Tanah Liat pascagempa lalu. Dalam pameran ini, Alie Gopal mengangkat tema kehidupan sehari-hari dalam masarakat. Hal-hal yang lucu dan sinis akan dapat dilihat dalam pameran ini," ungkap pendiri Museum Dan Tanah Liat, Ugo Untoro.
Meski oleh sebagian orang karyanya diidentikkan dengan karya Heri Dono dan Edi Hara, lulusan Sekolah Seni Rupa Indonesia(SSRI) tahun 80 ini mengaku tidak ada masalah dengan hal tersebut. Menurutnya adalah wajar jika karyanya mirip dengan karya Heri Dono dan Edi Hara karena mereka bertiga memang telah lama bersama dan sejak dulu telah ada banyak ada kemiripan di antara mereka bertiga.
"Jika orang mengatakan karya saya mirip dengan karya Heri Dono dan Eddie Hara, hal itu saya anggap biasa saja, tidak ada masalah. Karena kita bertiga memang telah saling mengenal satu sama yang lain sejak lama. Dan telah sejak lama juga kami mempunyai beberapa kemiripan dalam berkesenian.
Dalam pameran yang akan dibuka oleh Heri Dono ini, Alie Gopal akan memamerkan 19 karya yang terdiri dari 15 lukisan dan 4 karya instalasi yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari di masyarakat yang sebagian juga diilhami dari kapasitasnya sebagai ketua RT di Gampingan.
Kirim Komentar