![](/images/upload/kursi_ming.jpg)
Bagi perupa Alexander Ming, kursi merupakan wujud kebudayaan dari suatu bangsa. Baginya, kursi membawa sejumlah makna filosofi budaya, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang ada dalam masyarakat Indonesia.
"Bagi rakyat jelata, kursi hanya bersifat fungsional saja, beda dengan raja yang tak hanya menganggap kursi hanya sebagai tempat duduk semata," kata Ming sesaat sebelum pembukaan pameran di galeri TBY, Selasa (28/04).
Tak dapat dielakkan, kursi dalam sejumlah karya lukisan Ming memang mampu menghadirkan sebuah makna baru yang memunculkan makna intelektual hingga simbol kekuasaan.
Kursi bisa membuat seseorang lupa daratan. Kursi bisa membuat orang berpikir sesaat. Kursi bisa membuat orang bermimpi indah. Dan kursi bisa membuat orang jatuh.
Kayu jati yang dipilih oleh Ming dalam memvisualisasikan karyanya, memiliki makna tersendiri baginya dan mungkin bagi sejumlah orang. Kayu jati warna khas coklat dengan tekstur indahnya secara umum dinilai Ming mempunyai kedekatan dengan masyarakat Indonesia khususnya Jawa.
"Jati memiliki filosofi Jawa yang kuat yakni mempunyai makna yang sesungguhnya adalah jati diri atau identitas masyarakat Jawa," katanya.
Pada salah satu karyanya yang berjudul "Tersudut", Ming meningatkan kepada setiap orang khususnya penguasa--disimbolkan dengan satu kursi besar--agar tetap bersahaja dalam bersikap. Jika tidak, rakyat--disujudkan dengan kursi kecil dalam jumlah banyak--akan menjatuhkannya.
Sementara itu kurator pameran Anton Lorenz mengatakan kursi bagi perupa sering menjadi obyek lukisan, namun dalam pameran Alexander Ming, kursi dimaknai sebagai filosofi yang beragam.
"Dari 50 karya yang disodorkan, saya meilih 38 karya dengan pertimbangan cerita atau narasi yang terkandung dalam tiap lukisan," ujarnya.
Sejumlah 38 lukisan kursi dalam berbagai bentuk hingga dalam bentuk deformasi karya perupa Alexander Ming, Selasa malam (28/04) dipamerkan di galery TBY. Pameran tunggal bertajuk "Siapa Aku" ini sedianya akan berlangsung hingga 6 Mei mendatang.
Kirim Komentar