Seni & Budaya

Mewujudkan ''Akar Hening di Tengah Bising'' di Pameran Seni Rupa FKY Mulanira 2

Oleh : Trida Ch Dachriza / Rabu, 23 September 2020 10:11
Mewujudkan ''Akar Hening di Tengah Bising'' di Pameran Seni Rupa FKY Mulanira 2
Karya Chrisna Fernand "Sailed to The Death", instalasi media campur, dipamerkan di Pameran Seni Rupa FKY 2020 Mulanira 2-Gudegnet/Trida

Gudeg.net—Pameran Seni Rupa Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2020 tahun ini bertajuk sama dengan tajuk umum FKY, “Akar Hening di Tengah Bising”.

Pameran ini dibuka untuk umum secara daring dan luring di Gedung Eks KONI Museum Sonobudoyo sejak Selasa, 22 hingga 26 September 2020 mendatang.

Sebanyak 33 seniman yang didominasi oleh seniman DI Yogyakarta mengisi pameran ini. Tedjo Badut, Wok The Rock, Nanik Indarti, Yuvita Dwi Raharti, Popok Tri Wahyudi, Ampun Sutrisno, dan Wimo Ambala Bayang adalah beberapa di antaranya.

“Proses kami memilih dan mengurasi karya seniman sekitar tiga bulan. Hampir tidak ada karya baru di sini karena menurut kami kebaruan bukan tolok ukur bagi pencapaian seniman,” ujar Direktur Kreatif FKY, Gintani Nur Apresia Swastika yang bertanggung jawab atas pameran saat ditemui Gudegnet di hari pembukaan, Selasa (22/9).

Pameran Seni Rupa FKY 2020

Karya yang ditampilkan berupa karya-karya dua dimensi, tiga dimensi, maupun instalasi. Dipajang dengan sedemikian rupa, pengunjung harus lebih ‘awas’ saat mengamati pameran, entah dalam mencari makna atau bahkan mengetahui bahwa suatu benda adalah karya.

Seperti karya “Arca Siluman Macan” yang banyak mengecoh pengunjung yang mengira arca ini bagian dari koleksi Museum Sonobudoyo.

Jika diamati lebih dekat, kit akan menemukan QR code yang akan membawa pengalaman kita ke situs https://siluman.tanahruncuk.org/.

Arca Siluman Macam ini ditemukan di Situs Gono Manggala-Sangid yang menempatkan sosok mitologis ini sebagai roh pelindung yang menjaga keharmonisan semesta.

Pameran Seni Rupa FKY 2020

Ada pula karya “Share With You” oleh Chandra Rosellini. Pertama kali mengikuti pameran dengan skala besar seperti FKY, ia memilih untuk menghadirkan karya yang bercerita tentang dirinya sendiri.

“Saya memilih karya yang jujur menurut saya, menceritakan tentang identitas saya yang lahir berbeda dari orang pada umumnya,” aku Chandra.

Ia melukis dengan menggabungkan arang dengan pensil dan cat air di atas kanvas. Kurator FKY, Prihatmoko Moki, mengatakan Chandra merupakan seniman yang unik dan kreatif karena membuat karya yang dimulai dari hal yang paling dekat dengan dirinya sendiri. Termasuk berani mengungkapkan identitasnya dalam sebuah karya.

Pameran Seni Rupa FKY 2020

Selain Prihatmoko, kurator untuk FKY ada juga Lisistrata Lusandiana yang menjelaskan bahwa karya para seniman yang dipamerkan ini walaupun berangkat dari tema utama, mereka memiliki keunikan sendiri dalam karyanya.

"Kami memilih para seniman ini karena melihat greget karyanya, stamina dalam berkaryanya, karyanya itu sendiri, laku kekaryaannya, serta statement dan cerita dari karya itu," ujar Lisis.

Menurutnya, pameran seni rupa tahun ini lebih menantang, selain memberlakukan konsep baru dalam kunjungannya, juga ada beberapa karya yang ‘menantang’, karena estetikanya sesungguhnya hadir melalui komunikasi antar manusia, bukan di ruang pameran.

Pameran Seni Rupa FKY 2020

Pameran seni rupa ini memberlakukan tiga sesi dalam kunjungan langsung. Yaitu sesi I pukul 10.00-12.00 WIB, sesi II pukul 13.00-15.00 WIB, dan sesi III pukul 16.00-18.00 WIB.

Selama penyelenggaraan FKY juga menghadirkan instalasi tata cahaya di luar gedung Museum Sonobudoyo yang bisa dinikmati pengunjung tanpa masuk ke ruang pameran pada pukul 18.00-19.00 WIB.

Sesuai dengan protokol kesehatan dan keselamatan, pengunjung harus mencuci tangan dan diukur suhu tubuhnya. Sebelum dapat berkunjung, pengunjung harus melakukan registrasi terlebih dahulu, serta diwajibkan mengenakan masker.

Pengunjung dapat mengisi data diri, memilih tanggal, dan sesi kedatangan pada form pendaftaran Kunjungan Langsung di https://www.fkymulanira.com/pameran.

Setiap sesinya pengunjung dibatasi maksimal 30 orang di dalam. Batas minimal umur untuk berkunjung adalah 12 tahun. Gedung pameran terdiri dari lima lantai dan cukup ramah difabel. Terdapat tangga yang tidak terlalu tinggi dan lift untuk mengunjungi setiap lantai. Parkir mobil dan motor disediakan di parkiran Museum Sonobudoyo.

Sedangkan untuk kunjungan virtual, pengunjung dapat menekan tombol “Kunjungan Virtual” di laman https://www.fkymulanira.com/pameran dengan konsep 360°.

Kita tinggal mengikuti arahan instruksi yang telah disediakan dan melihat detail karya pada laman website tersebut. Kunjungan virtual tersedia setiap hari selama 24 jam.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini