Gudeg.net—Jalan Malioboro di masa mendatang akan dijadikan kawasan semi-pedestrian. Saat ini di jalur pedestrian sisi barat sedang direvitalisasi agar dapat menampung pedestrian yang melintas. Semi pedestrian maksudnya adalah kendaraan bermotor tidak boleh melintas, kecuali beberapa kendaraan bermotor jenis tertentu. Misalnya, angkutan umum masal, keadaan darurat (ambulans, damkar), dan tamu VVIP.
Dengan ditutupnya akses untuk kendaraan bermotor, kantong-kantong parkir juga akan diadakan. Di bagian utara Malioboro, ada taman parkir Abu Bakar Ali yang sudah difungsikan sejak lama. Ke selatan nantinya akan ada kantong parkir Beskalan, di selatan Ramai Mall, yang saat ini sedang dibangun. Nantinya kantong parkir ini akan dibuat dua lantai.
Lebih selatan lagi, ada kantong parkir di selatan Pasar Beringharjo. Saat ini memang sudah difungsikan sebagai tempat parkir. Namun, di masa mendatang ada kemungkinan akan dibangun dua lantai. Lebih ke selatan lagi ada di Taman Parkir Senopati dan Taman Parkir Sri Werdani.
Sebagai taman parkir tambahan, nanti akan dibangun Jogja Planning Gallery di lahan yang saat ini ditempati oleh Dinas Pariwisata dan UPT Malioboro. Di area ini nantinya akan dibangung rubanah untuk parkir yang akan tembus hingga Jalan Mataram.
“Kapasitasnya cukup besar, hingga 300 kendaraan,” ungkap Golkari Made Yulianto, Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Umum Dishub Kota Jogja saat ditemui di kantornya (17/7). “Kami juga mengusulkan lahan eks UPN di Jalan Ketandan untuk dijadikan lahan parkir. Lahan itu cukup luas, dapat menampung ratusan kendaraan,” lanjutnya.
Permasalahan dengan lahan di Jalan Ketandan adalah saat ini lahan tersebut dikuasai oleh Kemenham. “Tentunya harus ada proses dengan Kemenham untuk dapat dialihfungsikan sebagai lahan parkir,” jelasnya lagi.
“Saat kantong-kantong parkir ini sudah siap, tentu akan ada perubahan manajemen lalu lintas yang cukup signifikan. Kami akan membuat giratori, atau semacam bundaran, yang arahnya berlawanan dengan jarum jam. Jadi, dari simpang Gondomanan ke arah utara, Jalan Suryotomo yang akan jadi jalan satu arah, terus ke Jalan Mataram, lalu Jalan Abu Bakar Ali, Jalan Pasar Kembang ke barat, Jalan Gandekan, Jalan Bhayangkara ke selatan. Semua nanti satu arah, kecuali Jalan Kyai Ahmad Dahlan dan Jalan Senopati akan tetap dua arah,” jelasnya lebih lanjut mengenai konsep manajemen lalu lintas di Jalan Malioboro.
Kapan manajemen lalin ini akan diberlakukan, Yuli, panggilan akrabnya, mengatakan tidak dapat dia sebutkan. Karena kesepakatan semua pihak dalam mengurus Kawasan Malioboro adalah tanggung jawab bersama propinsi dan kota, maka keputusan kapan juga harus diputuskan bersama.
Kirim Komentar