Gudeg.net - Gempa yang terjadi di Lombok Minggu (5/8) lalu masih menjadi perhatian seluruh Indonesia. Kali ini dari dunia pendidikan di Jogja, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) membentuk Tim Task Force - Pendukung Data Spasial (TF-PDS). Penerjunan Tim Task Force ke Lombok bertujuan untuk membantu mendata dan menyebarluaskan tingkat kerusakan yang terjadi, serta menyebarluaskan informasi tersebut.
"Tujuan dari tim ini adalah menyebarluaskan informasi kebutuhan pengungsi dan tingkat kerusakan bangunan akibat gempa di Lombok," ujar Prof. Dr. rer.nat. Muh. Aris Marfa'i, M.Sc, Dekan Fakultas Geografi UGM, Senin (13/8), dari lansiran Humas UGM.
Tim Task Force ini beranggotakan dosen dan mahasiswa Fakultas Geografi UGM dan didukung oleh PUSPICS dan Departemen Sains Informasi Geografi (Dep. SaIG). Menurut Aris saat ini informasi kebutuhan pengungsi sangat diperlukan untuk penyaluran bantuan kepada pengungsi. Dengan adanya peta yang menunjukkan kebutuhan di tiap desa diharapkan penyaluran bantuan akan berjalan lebih efektif dan efisien.
Informasi yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan saat Lombok memasuki tahap rekonstruksi. Sementara itu, penentuan prioritas pemulihan dapat dilakukan berdasarkan tingkat kerusakan yang terjadi.
Tidak sendiri, TIM TF-PDS dalam menjalankan tugas bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan tim relawan DERU UGM. Bersama-sama kedua tim ini mengumpulkan data kebutuhan pengungsi di lapangan. Selain itu juga dengan UNITAR-UNOSAT, untuk penyediaan citra Pleiades pasca bencana, dan GDACS Satellite Mapping Coordinate System (SMCS) untuk koordinasi pemetaan kerusakan bangunan, dan serta DSSDI UGM sebagai penyedia Geoportal.
Tim ini juga mewakili UGM berkontribusi dalam pemetaan kerusakan bangunan dari citra satelit pasca bencana gempa bumi di Lombok melalui International Disaster Charter (IDC) pada Activation ID: 580.
Data terakhir di hari Sabtu (11/8) yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 392 orang meninggal dunia, 1.353 orang luka berat, dan 387.067 orang tersebar di berbagai lokasi pengungsian.
Gempa bermagnitudo 7 SR ini juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur sebanyak 67.875 unit rumah, 606 sekolah, dan 6 jembatan. Tak hanya itu, kerusakan juga terjadi di 3 rumah sakit, 10 puskesmas, 15 masjid, 50 unit musala, dan 20 unit perkantoran.
Kirim Komentar