Gudeg.net— Prambanan Jazz 2018 berakhir Minggu (19/8) lalu. Tak hanya selebrasi musik dan kebersamaan dapat kita temui di situ. Berbagai macam booth dan kegiatan dapat kita lakukan di festival yang memasuki tahun ke-empatnya.
Walaupun rangkaian musisi dan acara menghibur dan semua orang bersenang-senang, Prambanan Jazz 2018 tetap mengingat saudara kita yang sedang tertimpa bencana di Lombok. Hari Minggu (5/8), Lombok, Nusa Tenggara Barat, dikejutkan gempa dengan magnitudo 7 SR. Selama dua minggu 814 gempa susulan terjadi. Pada 19 Agustus 2018, 12.06 WITA dan 22.56 WITA, Lombok kembali dikejutkan dengan gempa bermagnitudo 6,5 SR dan 6,9 SR. Sampai 21 Agustus, korban meninggal mencapai 548 jiwa.
Prambanan Jazz, sebagai festival musik internasional juga mengajak pengunjungnya untuk mengingat dan ikut membantu korban gempa. Bersamaan dengan dilaksanakan festival ini, Anas Syahrul Alimi bersama Muhidin M Dahlan meluncurkan buku bertajuk “100 Konser Musik di Indonesia”.
Buku ini berisikan perjalanan konser musik yang pernah diadakan di Indonesia. Anas dan Muhidin mengkurasi seluruh konser yang pernah diadakan dan dipilihlah 100 konser yang dianggap paling berpengaruh. Menariknya, walaupun terkenal piawai mendatangkan artis-artis dunia, Anas tidak memasukkan satupun konser yang dipromotori oleh Rajawali Indonesia Communication.
Selama Prambanan Jazz berlangsung, diberlakukan harga spesial, Rp 100.000. Harga normal buku setebal 700 halaman ini dibanderol Rp 200.000.
“Seluruh hasil penjualan buku ini akan kami donasikan kepada saudara kita yang terkena gempa di Lombok,” ungkap Anas yang juga adalah CEO Rajawali Indonesia Communication. Sampai saat penutupan setelah konser special show, buku yang terjual kurang lebih 500 eksemplar.
“Kurang lebih ada 6 box, sekitar 500an buku,” ungkap Adib selaku penanggung jawab buku saat ditanya setelah show Boyzone. Jika dibulatkan 500, maka total yang disumbangkan ke Lombok sekitar Rp 50jt.
Kirim Komentar