Gudegnet - Pameran Teknologi yang digelar Fakultas Teknik UGM pada 27-28 November memajang berbagai karya inovatif mahasiswa dan dosen FT UGM. Belasan karya dipajang di Kampus Fakultas Teknik UGM, Jalan Grafika No.2, di antaranya becak listrik dan Chemecar (Chemical Engineering Car). Karya-karya ini merupakan hasil karya nyata FT yang mendukung era industry 4.0.
Salah satu karya, becak listrik, didisain tidak merubah bentuk asli becak kayuh sebagai bentuk melestarikan budaya transportasi becak. Pada becak kayuh tersebut ditambahkan mobil kelistrikan dengan mempertahankan sistem kayuhnya.
Dr Jayan Sentanuhadi, peneliti becak listrik ini menyampaikan, becak bisa melaju hingga 35 km untuk setiap kali pengisian baterai, dan hanya membutuhkan waktu 4 jam untuk sekali pengisian hingga penuh.
Sedangkan Chemecar adalah suatu model kendaraan inovatif non-konvensional yang menggunakan energi dari reaksi kimia dan fisika sebagai penggeraknya. Kendaraan ini aktif mengikuti lomba baik dalam tingkat nasional maupun internasional.
“Harapannya karya kita bisa dilihat oleh masyarakat luas. Karya anak bangsa khususnya di FT sudah bisa diaplikasikan untuk mendukung kehidupan sehari-hari,” ucap Listanto, pengajar di FT UGM ketika berbincang dengan Gudegnet Selasa (27/11).
Ia mencontohkan produk eye tracker buatan dari Departemen Elektro dan Teknologi Informasi. Dengan teknologi ini, sebuah stasiun televisi bisa mendeteksi posisi yang tepat dalam meletakkan iklan di layar kaca.
Karya lain yang dipamerkan misalnya pesawat udara tanpa awak. Pesawat ini dapat digunakan untuk misi pemetaan udara seperti aplikasi pemetaan persil tanah, rapid mapping terhadap bencana yang terjadi, pemetaan pertanian, dan sebagainya.
Pameran ini diselenggarakan dalam rangkain dies Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-73 dan peresmian laboratorium Honeywell-UGM Connected Laboratory yang merupakan bagian dari beberapa laboratorium dan kelompok riset yang berkembang di UGM.
Rencananya, esok (28/11) peresmian akan dihadiri oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Mohammad Nasir.
Kirim Komentar