Gudeg.net — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menobatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Brama Muda dari Sardonoharjo sebagai salah satu dari lima komunitas peduli sampah terbaik di wilayah DIY, Rabu (28/11).
Penghargaan tersebut diberikan oleh Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Prasetyo dan Kepala Desa Sardonoharjo, Harjuno Wiwoho di Lapangan Dusun Dayakan Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman.
Tak hanya penghargaan, Kementerian PUPR juga menyerahkan bantuan berupa motor roda tiga dengan bak. Prasetyo mengungkapkan, salah satu alasan KSM Brama Muda dianugerahi penghargaan ini adalah inovasi yang diusung oleh KSM Brama Muda.
KSM Brama Muda selain mengumpulkan sampah, kelompok ini mengelola sampah dengan mengategorikan sampah dan mengkomposkan sampah organik. Kualitas komposnya sangat baik hingga selalu dibeli oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
“Tak hanya mengelola sampah, inovasi dan kreativitasnya. Ada nilai lebih dengan melihat usaha para pengelola untuk berkerjasama dengan Pemkab Sleman dalam hal ini melalui Dinas Lingkungan Hidup Sleman,” ungkapnya.
Wakil Ketua KSM Brama Muda, Sutarjo menuturkan bahwa KSM Brama Muda dibangun pada tahun 2017 akhir dan mulai mengelola sampah pada bulan Desember 2017.
“Dalam jangka waktu satu tahun, ini kami sudah memiliki 318 pelanggan. Dari 318 pelanggan tersebut kita kita menghasilkan timbunan sampah perhari rata-rata 680-an kilogram,” ujar Sutarjo.
Ia juga menjelaskan dari sampah-sampah yang dipilah sesuai jenisnya seperti organic maupun anorganic dapat menghasilkan rata-rata 500 kg setiap bulannya dengan harga jual Rp1.000/kilogram-nya.
Kelompok ini juga kerap memberikan edukasi ke sekolah-sekolah mengenai pengelolaan sampah.
Apa yang dihasilkan saat ini oleh KSM Brama Muda menurut Sutarjo buah dari kerja keras banyak pihak diantaranya oraganisasi pemuda yang menjadi perintis awal dari mulai ide hingga pelaksanaannya.
Penghargaan ini juga sekaligus memperingati Hari Habitat yang harusnya dilaksanakan di Palu, Sulawesi Tengah. Namun dua hari sebelum acara dilaksanakan, gempa dan tsunami melanda daerah ini.
Kirim Komentar