Gudeg.net – Buntut dari peringatan dini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarin (30/1) terjadi sejumlah kerusakan di berbagai daerah di Yogyakarta.
Hujan lebat yang disertai angin kencang terjadi di wilayah Kabupaten Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul, dan Bantul menyebabkan banjir dan pohon tumbang yang mengakibatkan terputusnya jaringan listrik, jaringan telepon, dan tertutupnya akses jalan. Di Dusun Karangmojo, Tamanmartani, Kalasan satu rumah roboh, dan dua terancam ambrol karena abrasi sungai karena luapan air.
“Di Kalasan satu rumah rusak berat karena tergerus abrasi sungai. Sudah saya tinjau, memang mepet kali rumahnya. Hari ini akan kita hancurkan,” ujar Joko Supriyanto, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, hari ini (31/1) di Gedung Setda Sleman.
Rumah yang rusak adalah kediaman Supriono. Selain itu, ada dua rumah lain milik Titis dan Sunardi yang juga terdampak abrasi bantaran Kali Pete tersebut. Penghuni rumah terpaksa mengungsi untuk sementara waktu.
Pemda Sleman akan memperkuat bantaran sungai dengan membangun talud. Joko berharap agar pemilik rumah tidak lagi membangun rumah di bantaran kali.
Selain kejadian di Kali Pete tersebut, kejadian lain di Sleman adalah pohon tumbang di 30 titik, jaringan listrik rusak di 11 titik, jaringan telepon rusak di 1 titik, akses jalan terganggu di 13 titik, rumah tergenang di 3 titik, rumah rusak ringan di 3 titik, rusak sedang di 2 titik.
Dua tempat usaha juga terdampak, termasuk satu unit kendaraan, banjir genangan di 4 titik. Tidak ada korban jiwa di Sleman selama cuaca buruk, namun ada sejumlah 19 jiwa pengungsi.
Di kawasan Gunungkidul, kejadian meliputi daerah kecamatan Wonosari, Karangmojo, dan Patuk. Sebanyak 3 pohon tumbang, satu jaringan listrik rusak, dan 3 titik akses jalan terganggu.
Area terdampak di Bantul hanya di satu lokasi, kecamatan Kasihan. Pohon tumbang di 2 titik, 2 rumah rusak, dan satu korban luka-luka.
Sedangkan di Kulonprogo, di kecamatan Nanggulan akses jalan tertutup pohon tumbang, hingga dilakukan assessment, pembersihan jalan, pemotongan, dan evakuasi.
Forecaster on Duty BMKG pada tanggal 31 Januari 2019, Anang Ariane, menungkapkan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian besar wilayah Yogyakarta disebabkan oleh adanya konvergensi (pertemuan angin) yang cukup kuat di sebagian besar wilayah Jawa termasuk wilayah Yogyakarta.
Peristiwa ini mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif, terutama jenis awan Comulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik dapat menimbulkan hujan lebat yang disertai semburan angin kencang
“Potensi kejadian cuaca ekstrim lebih berpeluang terjadi pada siang-sore hari,” ungkapnya dalam laporannya (31/1).
Anang juga menyampaikan bahwa berdasarkan analisis perkembangan dinamika atmosfer-laut, kondisi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah DIY hingga beberapa hari ke depan.
Kirim Komentar