Seni & Budaya

Diskusi Seni Rupa dan Buku Mocosik: Dari Hilangnya Karakter Sampul Buku Hingga Status Duda

Oleh : Trida Ch Dachriza / Jumat, 23 Agustus 2019 20:32
Diskusi Seni Rupa dan Buku Mocosik: Dari Hilangnya Karakter Sampul Buku Hingga Status Duda
Obrolan senja di diskusi buku dan seni rupa Mocosik 2019 (23/8)-Gudegnet/Trida

Gudeg.net—Bisa orang salah mengira diskusi jam ketiga di hari pertama Mocosik (23/8) adalah meja kedai kopi yang salah tempat. Bagaimana tidak, obrolan senja itu penuh guyon dan kebulan asap rokok yang pekat.

Duduk di panel ada Ugo Untoro, Jumaldi Alfi, Ong Hari Wahyu, Samuel Indratma, dan dimoderatori oleh Buldan Khuri dan Dodo Hartoko.

Mocosik 2019

Dapat ditebak bahasan diskusi saat itu adalah buku dan seni rupa. Buku karena Mocosik adalah acara buku, dan seni rupa karena panelis adalah perupa yang memberikan wajah kepada banyak buku.

Kursi penonton/pendengar paling depan? Ada Butet Kartaredjasa dan FX Rudy Gunawan yang juga berbagi meja (dan asbak) untuk cangkir kopinya. Saut Situmorang dan Anas S Alimi juga terpantau ada di antara penonton. Sontak diskusi ini jadi reuni seniman-seniman gaek ini.

Obrolan berlompat dari inspirasi, pilihan kreatif, sampul buku dulu dan kini, hingga rahasia-rahasia di masa lalu. Tanpa sempadan, status pernikahan dari prang-orang ini pun dibahas.

“Menjadi duda itu berarti memiliki banyak waktu untuk berkreasi karena banyak waktu sendiri,” ujar Samuel Indratma yang tentu disambut gelak tawa dari penonton, dan gelak tawa yang lebih kencang dari koleganya.

Mocosik 2019

Dari sisi yang lebih serius, Jumaidi Alfi, yang tergabung dalam Kelompok Seni Rupa Jendela (KSR Jendela), menyampaikan opini yang disebutnya opini yang sangat pribadi mengenai sampul buku kini yang hampir absen menggunakan karya seniman.

“Untuk saya, sampul zaman sekarang, terlihat sama dan tidak memiliki karakter. Dulu saya dapat melihat sampul buku dan mengatakan ‘ini buku dari Jogja’. Sekarang, karena kemajuan teknologi dan segala kemudahannya, jadi eye catching, tapi tidak memiliki karakter,” ungkapnya.

Pendapat ini juga diamini oleh panelis yang lain. Ugo Untoro menyambungkan dengan beberapa buku cerita bergambar. Ia merujuk pada buku karya S. Djatilaksana “Gadjah Kencana” dan SH Mintardja “Nagasasra dan Sabuk Inten” yang memiliki ciri khas distingtif.

“Di Gadjah Kencana ini lebih tua. Menggunakan teknik blok-blok. Kalau buku-buku SH Mintardja biasanya menonjolkan garis-garis arsiran,” jelasnya.

Ia juga mengungkpakan bahwa SH Mintardja biasa berkolaborasi dengan Ken Tarjo dan Heri Wibowo. Untuk buku “Nagasasra dan Sabuk Inten” ilustratornya adalah Ken Tarjo. Sedangkan S. Djatilaksana berkolaborasi dengan ilustrator Oengki S.

Dalam panel yang sama, Ong Hari Wahyu mengungkapkan rahasianya bahwa ia (dan beberapa koleganya yang lain ikut menyetujui) bukanlah pembaca buku yang baik.

Seringkali saat mendapat pekerjaan membuat sampul buku, ia tidak membaca bukunya. Ia mengambil inspirasi dari judul, sinopsis, atau bahkan cerita orang lain mengenai isi buku tersebut.

“Kadang ada juga yang tidak nyambung isi dan covernya,” ungkap seniman yang juga adalah art director ini. Peryataan ini tentunya disambut gelak tawa dan beberapa tilas balik memori buku yang dimaksud.

Naum, ia juga mengungkapkan bahwa ada baiknya ia tidak membaca buku yang ia kerjakan. Ketidaktahuan ini memberikan kebebasan untuknya berekspresi dan melepas kreativitasnya dari belenggu teks.

Ia juga mengakui bahwa ia beberapa kali melarikan diri dari tenggat waktu dengan beralasan berantai mati lampu, lalu mati lampu merusak komputernya, dan akhirnya ia lebih memilih pergi memancing ikan.

Diskusi ini berlanjut dengan pertanyaan dan pernyataan dari beberapa penonton dan menjadi reuni yang menarik--dan menghibur-- untuk diikuti.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini