Gudeg.net— Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (FK UKDW) Yogyakarta melantik 11 dokter di “Sumpah Dokter Periode XV” di Ballroom Indraprasta III Hotel Sahid, Sabtu (1/2).
Segera setelah dilantik, para dokter tersebut akan menjalani program magang selama satu tahun. Program ini merupakan program pemerintah bagi seluruh dokter di Indonesia untuk menyelaraskan ilmu yang didapat selama proses studi dengan realitas dunia kesehatan.
Melalui program ini diharapkan pelayanan kesehatan yang bermutu dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Program ini juga merupakan program pemerataan tenaga dokter di seluruh pelosok Indonesia.
“Hal ini sangat selaras dengan visi dari FK UKDW, yakni menghasilkan dokter yang berbudi luhur, profesional mandiri, dan terpercaya dalam bidang pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang pluralistik berdasarkan kasih,” ujar Alfonsus, bagian Biro Kerjasama dan Relasi Publik dalam rilis yang diterima Gudegnet (4/2).
Dokter-dokter yang dilantik adalah dr. Nabella Septiana Wibawa, dr. Merryones Br Tobing, dr. Andreas Naibaho, dr. Steven Arif Wibowo, dr. Anggoro Ristianto Saputro, dr. Oeij Henri Wijaya, dr. Joanne Switasanny Alexangela, dr. Niko Prasetya Ginting, dr. Alfonsus Aditya Lodjing, dr. Intan Novi Dewantary, dan dr. Putu Wiliska Wilasitha.
Mereka telah dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di mana pun.
Pada upacara pelantikan, para dokter tersebut mengucapkan sumpah pengabdiannya. Sumpah ini dinamakan Sumpah Hippokrates, yang merupakan sumpah semua dokter di seluruh dunia.
Sumpah Hippokrates ditulis sekitar tahun 400 SM oleh seorang tabib Yunani yang bernama Hippokrates, yang juga dikenal sebagai Bapak Kedokteran.
Seiring berjalannya waktu, sumpah Hippokrates telah mengalami beberapa perubahan yang disesuaikan dengan perubahan zaman serta kemajuan sains dan ilmu kedokteran modern.
“Namun pada hakikatnya, sumpah ini merupakan puncak perkembangan konsep etika kedokteran yang ketat, dasar hubungan pasien–dokter dalam dunia maju, dan titik penting moralitas profesional,” tutup Alfonsus.
Kirim Komentar