Gudeg.net—Mengusung jargon “when fashion meets technology”, Infinix Indonesia mengadakan virtual fashion show outdoor pertama di Indonesia berbarengan dengan perekaman acara pelepasan perdana untuk publik ponsel Zero 8.
Ponsel pintar dengan desain cantik ini sudah dirilis 27 Agustus 2020 lalu, namun belum tersedia untuk dibeli publik hingga tanggal 9 September 2020 nanti.
Peragaan busana yang diberi judul “Infinix Virtual Culture Fashion Fest 2020” ini menghadirkan tiga desainer kondang dari Yogyakarta; Afif Syakur, Lia Mustafa, dan Phillip Iswardono.
Busana rancangan Phillip tampil pertama dengan desain dan potongan siluet yang sangat khas Phillip, penggabungan berbagai wastra Indonesia dengan siluet yang oversized/longgar dengan kain yang dipotong seminimal mungkin. Koleksi yang diperagakan diberi nama “Artisanal Sustainable Value”.
“Sustainable karena baju-baju ini saya meminimalisir perca atau potongan. Akan sangat disayangkan jika motif-motif yang indah dari kain nusantara ini jadi tergunting dan terbuang hanya jadi waste yang gak ada gunanya kan sayang sekali,” cerita Phillip ketika ditemui Gudegnet setelah acara berakhir, (4/9).
Sedangkan kata “artisanal” dipakai untuk menunjukkan bahwa kain-kain yang digunakan Phillip merupakan hasil karya artisan lokal penenun wastra. Ia membeli langsung dari pelosok Lombok, Flores, Jawa, dan tempat-tempat lain.
Afif Syakur dengan label “Apip’s Batik” mengeluarkan koleksi fashion muslim yang diberi nama “Saffron”.
“Saffron sebenarnya warna soft, warna senja, atau pagi menuju siang. Kita kan selalu punya batik-batik dengan flora,” jelas Afif saat ditemui di kesempatan yang sama.
Saffron sendiri adalah rempah dari bunga Crocus Sativus yang didapuk sebagai rempah termahal di dunia. Di Indonesia saffron dikenal juga dengan nama Kuma-kuma. Jika diseduh safron akan mengeluarkan warna kekuningan.
Desain Afif yang lembut dan longgar merupakan wujud usahanya untuk membuat produk kekinian yang bertalian dengan batik yang lebih disederhanakan baik dari motif maupun warna. Menurutnya, busana muslim sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.
“Kita menginginkan agar Indonesia bisa menjadi salah satu tren (busana) muslim dunia,” kata Afif lagi.
Dengan menggunakan bahan yang ringan dan tipis, ia berharap pengguna busana muslim di negara tropis dapat lebih nyaman selain lebih stylish.
Warna yang dipilih pun lembut. Dengan siluet yang lebar dan longgar, warna yang mencolok akan nampak berat.
Tampil terakhir adalah koleksi Lia Mustafa yang merupakan perkawinan antara batik Jogja dengan batik Cirebon.
Mengusung nama “Spirituality” untuk koleksinya, desainer yang tahun lalu mencuri perhatian di ASEAN week di Seoul ini menampilkan ragam busana yang didominasi dengan warna merah dan hitam.
“Topengnya sendiri saya mendapat inspirasi dari tarian topeng,” kata Lia. Ia mengambil cerita dari tarian tersebut lalu diolahnya menjadi motif-motif topeng dan motif lainnya.
Turut hadir di peragaan busana sekaligus perekaman acara penjualan perdana Indfinix Zero 8 tersebut ada Singgih Raharjo dan istri Wakil Gubernur DIY, GBRay Paku Alam.
Fashion Show ini dilaksanakan di Tebing Breksi dan disaksikan secara virtual melalui kanal digital seperti Instagram dan Youtube.
Kirim Komentar