Gudeg.net—Setelah absen di tahun lalu, Festival Musik Tembi (FMT) kembali dilaksanakan di tahun 2020 meski di tengah pandemi.
Beradaptasi dengan situasi dan kondisi pageblug, FMT akan bermigrasi dalam bentuk luring dan daring selama satu minggu, 26-31 Oktober 2020.
Sesuai dengan tujuan awal diselenggarakannya FMT, konsep dan program pada festival tahun ini dititikberatkan pada proses kreatif, bekerja secara bersama-sama, dan penggalian isu lokal.
Setiap tahunnya FMT hadir sebagai laboratorium untuk menggali kekayaan bunyi nusantara serta ruang dialog untuk mencari kemungkinan-kemungkinan musik tradisi baru di Indonesia.
FMT juga konsisten menyediakan ruang kreasi bagi komposer dan musisi muda untuk menciptakan dan mempertunjukkan karya musik tanpa sekat genre.
Acara yang diselenggarakan oleh Forum Musik Tembi (Fombi) ini dilaksanakan di Tembi Rumah Budaya. Tahun ini mengusung tema “Kembul Tumandang”.
Dalam Bahasa Jawa, ‘kembul’ berarti kumpul sedangkan ‘tumandang’ berarti kerja, melakukan, atau berjuang. Kembul Tumandang secara harafiah dapat diartikan berkumpul untuk bekerja (bersama-sama).
“Melalui Kembul Tumandang, kami ingin menawarkan kepada para komposer dan musisi muda, untuk kembali berkumpul dan mengalami kerja serta proses penciptaan karya musik bersama walau tidak berada dalam satu ruang fisik yang sama,” ujar Kiki Pea, Marketing Communication Officer FMT 2020 dalam rilis resmi yang diterima Gudegnet, Kamis (22/10).
Program yang akan kita jumpai dalam FMT 2020 kali ini antara lain adalah Musik Tradisi Baru (MTB). Open Call untuk pendaftaran karya sejak 31 Agustus 2020.
Ada pula Panggung Pertunjukan Daring yang akan menampilkan kelompok musik ‘Lair’ dari Banyuwangi dan Duo musisi elektronik asal Bandung, ‘Bottlesmoker’.
Agenda lainnya ada studio visit performance, bincang musik, bincang karya, dan lokakarya, yang akan diisi oleh pelaku dan pengamat musik. Seluruh program dapat dilihat di Youtube dan semua sosial media Fombi.
“Harapannya dengan menguji coba gagasan akan ruang baru yang selama ini sudah sangat akrab bagi masyarakat,” kata Kiki lagi.
FMT 2020 juga diharapkan bisa menjadi ruang baru yang lebih luas dan tak terbatas untuk para komposer dan musisi muda untuk mengembangkan karya, khususnya karya musik tradisi baru.
Kirim Komentar