Gudeg.net- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X mengajak masyarakat untuk mengubah cara berpikir untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat ini.
Sultan mengatakan, makhluk yang mampu mempertahankan hidup bukan yang terbesar, terkuat atau terkaya. Tapi mereka yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan.
“Maka, ubahlah cara berpikir dan bertindak sejak sekarang juga. Kalau dulu, suntikan semangatnya “Merdeka atau Mati!”, kini pilihannya juga tinggal dua: “Kolaborasi atau Mati”– Collabs or Collapse,” ujar Sultan pada program Sapa Aruh di Bangsal Kepatihan, Selasa (16/2).
Program Sapa Aruh kali ini Sultan mengangkat tema Mengadaptasi Perubahan, Menggugah Semangat Bangkit-Ekonomi. Sultan menjelaskan, saat ini memang sektor usaha yang paling merasakan dampaknya namun harus mencari cara menanggulanginya.
“Pelaku bisnis semestinya juga mengenal masa jeda. Bukan untuk tidak produktif, tetapi justru untuk lebih produktif dengan memperbaiki piranti-piranti bisnis. Datangnya wabah corona inilah momentum bagi para pelaku bisnis untuk memperbaiki fasilitas, meningkatkan kemampuan SDM dan juga menajamkan wawasan bisnis,” jelasnya.
“Dimana pemerintah wajib memberikan insentif dan stimulus ekonomi sebagai modal survival untuk gumrégah-bangkit. Dalam hal ini, saya menyediakan ruang dialog untuk mencari solusi terbaik,” sambungnya.
Menurut Sultan, bisnis harus mencari model atau rekayasa baru yang berbiaya murah dan terima pembayaran cepat. Tentu ini tidaklah mudah seperti halnya membalik telapak tangan.
“Jangan menghitung yang hilang, namun hitunglah yang tersisa. Sekecil apa pun penghasilan kita, pasti akan cukup, bila digunakan untuk kebutuhan hidup. Sebesar apa pun penghasilan kita, pasti akan kurang, bila digunakan untuk gaya hidup dan memenuhi kepuasan hati,” tuturnya.
Sultan berharap, masyarakat untuk tidak menyelesaikan masalah dengan mengeluh atau marah, selesaikan saja dengan sabar, bersyukur, bekal optimisme.
“Teruslah melangkah walau banyak rintangan, dan jangan takut saat tidak ada lagi tembok untuk bersandar, masih ada lantai untuk bersujud. Dan, tak kalah penting, kita mendamba petunjuk-Nya, agar punya harapan tentang arah masa depan,” harap orang nomer satu di DIY itu.
Kirim Komentar