Gudeg.net—Forum Budaya Sumberrejo (FBS) menggelar Gelar Budaya dan "Khaul Titis Agung” BPH Panular dan GBPH Moerdhaningrat di Dusun Nglengkong, Kalurahan Sumberrejo, Kapanewon Tempel, Sleman, Rabu (7/4).
Kegiatan gelar budaya ini merupakan kegiatan adat dan tradisi masyarakat Kalurahan Sumberrejo yang dilaksanakan setiap tahun saat memasuki bulan Ramadan, tepatnya setiap tanggal 24 bulan Ruwah.
Kegiatan yang dilaksanakan di Pasarean Lengkong kagungan ndhalem Kraton Ngayogyakarta ini dimulai pada tahun 2016.
Gelaran budaya ini dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, baik pengageng kraton, maupun tamu dari berbagai daerah seperti Indramayu dan Wonosobo.
“Titis Agung” berasal dari kata ‘titis’ yang merupakan kata dasar dari ‘natas, nitis, netes’ yang berarti dari Allah SWT kita ada, bersama Allah kita hidup dan bersatu, lalu kita akan kembali kepada Allah.
“(Melalui) Prosesi Titis Agung ini, kami mengajak untuk merenungi hidup kita,” tulis program acara FBS.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo yang menghadiri acara ini menyampaikan bahwa penyelenggaraan Gelar Budaya menjadi salah satu sarana dalam mempererat tali silaturahmi dan ukhuwah masyarakat Sumberrejo.
Dalam kegiatan Gelar Budaya ini, Kustini berkesempatan untuk mengikuti prosesi penuangan air suci yang sebelumnya telah diambil dari sumber mata air yang berada di sepuluh Padukuhan di Kalurahan Sumberrejo.
“Kegiatan ini patut mendapatkan dukungan sepenuhnya dari kita semua mengingat arus globalisasi menyebabkan kebudayaan berkembang tanpa batas,” ujar Kustini.
Ada pula kirab dengan arak-arakan bergodo yang mengawal tumpeng pungkur beserta ubo rampenya menuju Pasareyan Lengkong milik Ndalem Kraton Ngayogyakarta yang berada di Dusun Nglengkong Kidul.
Kegiatan ini juga diramaikan dengan pagelaran sosio drama yang diperankan oleh warga Sumberrejo. Warga yang berperan di sosio drama ini merupakan anggota FBS.
Sosio drama ini mengangkat sejarah BPH Panular dan GBPH Moerdhaningrat dan perannya dalam peristiwa “Geger Sepehi 1812” dan “Perang Lengkong 1826”.
Acara ini diharapkan akan terus dapat dilaksakan karena keberadaan makam ini merupakan punjer (akar) dari semua kegiatan kebudayaan yang ada di Kalurahan Sumberrejo.
Kirim Komentar