Gudeg.net- Selepas adzan Ashar ratusan pedagang mulai mempersiapkan lapak-lapak dagangannya disepanjang jalan Jogokariyan. Para pedagang mulai sibuk menata dan menyusun segala macam makanan dan minuman yang akan mereka siapkan untuk para pengujung yang datang ke Kampung Ramadan Jogokariyan.
Mulai dari penjual makanan tradisonal, kue basah, sate, es campur, es kelapa, hingga bakso kuah. Dan tidak mau ketinggalan para pedangang baju muslim seperti baju koko dan mukena hingga mainan anak-anak mulai sibuk menawarkan dagangannya kepada para pengunjung.
Selain makanan yang terbilang sering kita jumpai di hari biasa, ada juga penjual makanan yang menjadi ciri khas bulan puasa yaitu kolak dan biji salak yang nyaris tidak terlewatkan oleh para pemburu takjil berbuka puasa.
Ketua Panitia Kampung Ramadhan Jogokariyan Ahmeda Aulia Nurseta mengatakan Kampung Ramadan Jogokariyan ini merupakan agenda rutin setiap masuk bulan puasa.
“Ini sudah yang ke-15 kalinya kami selenggarakan, dan untuk tahun ini ada sekitar 200 pedagang yang menggelar seluruh kebutuhan para warga untuk berbuka puasa,” ujarnya, Rabu (8/5).
Ia pun menambahkan, kegiatan rutin Masjid Jogokariyan ini sudah ada sejak awal berdirinya Masjid Jogokariyan pada tahun 1967. Dan sudah menjadi bagian dari kegiatan bulan puasa di lingkungan Kampung Jogokariyan.
Kampung Ramadan Jogokariyan dimulai sekitar pukul 14.00 hingga 18.30 WIB setiap harinya dan akan beroperasi sejak dari awal bulan suci Ramadan hingga mendekati pada Idul Fitri 1440 Hijriyah.
“Para pedagang akan terus berjualan hingga mendekati Lebaran nanti sesuai jadwal yang sudah kami buat. Dan para pengunjung juga dapat merapat ke Masjid Jogokariyan bila hendak mendapatkan hidangan berbuka puasa gratis dari kami,” jelas pria yang akrab disapa Edo itu.
Mendekati Masjid Jogokariyan pengunjung akan disambut dengan gapura besar dengan disain yang sederhana akan tetapi cukup menarik. Hiasan puluhan lampion berwarna-warni menghiasan bagian atas depan masjid.
Mendekati waktu berbuka puasa tidak menyurutkan semangat dari para pedagang untuk melayani para pengunjung. Seperti Ibu Rani seorang pedagang kue jajanan pasar yang tetap melayani pembeli walau suara adzan hampir terdengar.
“Saya sudah lama membuka lapak kue jajanan pasar di Kampung Ramadan Jogokariyan ini dan Alhamdulliah selalu habis diburu pembeli,” tuturnya.
Ia sangat bersyukur bisa menggelar lapak kue jajanan pasar karena selain mendapat keuntungan, ia juga berharap mendapat pahala karena menyediakan hidangan berbuka puasa bagi umat muslim yang menjalaninya.
Kirim Komentar