Gudegnet - Nitis Creative, sebuah komunitas mahasiswa pecinta seni di Yogyakarta, hadir dengan project pertamanya Charity Movie Show “Cantrik”. Film pendek ini mengkolaborasikan musik dan tari.
Tayang perdana pada 25 April 2021 lalu, “Cantrik”dapat dinikmati secara daring di www.nitiscreative.com hingga 29 April 2021 mendatang.
Film Tari yang dimaksud dalam "Cantrik" bukan semata-mata terbangun dari unsur tari. Dalam film ini, tari hanya sebagai medium penyampaian dari suatu gagasan. Unsur utama yang digagas dalam Film Tari “Cantrik” berawal dari keresahan terhadap penyempitan arti dari membaca.
“Membaca tidak melulu soal aksara, membaca memiliki arti lebih dari itu. Sebagai manusia, kita harus bisa membaca kehidupan dan segala pernak-perniknya,” kata Hanif Joaniko Putra, sutradara Film Tari “Cantrik” dalam keterangan tertulis yang diterima Gudegnet, Selasa (27/4).
Kata “Cantrik” sendiri berasal dari pewayangan. Pada zaman dahulu, di Nusantara, tempat menimba ilmu disebut padepokan, seorang guru yang mengajar disebut pandita, sedangkan murid yang belajar disebut cantrik.
Lebih lanjut dijelaskan, proses yang menarik dari pembuatan film “Cantrik” ialah, seluruh entitas yang terlibat tidak sekedar menuangkan isi pikiran tetapi juga "nyinaoni" segala hal baru yang dilakukan. Hal ini merupakan sebuah pengalaman berharga yang tidak bisa ditukar dengan apapun.
Bukan sekadar film konvensional, Cantrik hadir menjadi suatu tawaran tontonan yang baru, dengan semangat yang membara dan jiwa yang berapi-api, khas anak muda.
Kirim Komentar