Gudeg.net—Terbatasnya pengetahuan tentang cerita-cerita lisan yang berkembang di masyarakat atau dongeng tentang sesuatu yang berkembang di daerah mereka, membuat anak tak acuh akan kisah lokal.
Kemudahan teknologi yang menggempur secara masif, memberi dilema untuk orang tua. Di satu sisi, teknologi memberikan kemudahan dan kenyamanan, serta pengetahuan tak terbatas.
Di sisi lain, budaya lokal harus bersaing dengan budaya luar yang dikemas dengan begitu rupa dan modern.
Akibatnya, anak-anak kita lebih suka pada cerita-cerita atau dongeng-dongeng yang dengan mudah diperoleh di hadapan mereka secara digital.
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) DI Yogyakarta mengadakan kompetisi menulis cerita dongeng, “Cipta Dongeng 2021” yang terbuka untuk masyarakat DIY. Ini syaratnya;
Syarat cerita berupa; asal-usul nama tempat di wilayah DIY (kampung/desa, pertirtaan, dsb), asal-usul terjadinya peristiwa di DIY (pantangan, larangan, kode etik, dsb), segala sesuatu yang memiliki cerita lisan di sekitar masyarakat di wilayah DIY.
Peserta dapat memilih salah satu dari tema di atas. Sedangkan untuk syarat penulisan adalah sebagai berikut;
- Penulis ber-KTP DIY
- Sumber tulisan berasal dari wilayah DIY
- Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia, panjang tulisan maksimal 10 halaman (kertas A4, Font Arial ukuran 11, spasi 1.5 cm, margin kiri-kanan dan atas bawah 3 cm)
- Menyertakan scan identitas dan biodata pribadi
- Tulisan yang masuk menjadi milik Dinas Kebudayaan DIY.
Pendaftaran dan pengiriman naskah dapat diakses malalui link http://bit.ly/daftar-ciptadongeng-diy atau menghubungi 0813 2801 8161. Pengiriman naskah ditutup pada 30 Juni 2021.
Kirim Komentar