Gudeg.net- Tidak lama lagi akan hadir destinasi wisata baru di wilayah Bantul tepatnya di Gunung Cilik, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo bernama Litto atau Little Tokyo.
Mengusung konsep negeri Sakura, Litto akan berada di antara gugusan bukit dan hamparan hijau pepohonan yang menyegarkan mata, khas perbukitan Kabupaten Bantul.
Litto dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar dan akan menghadirkan restoran, resort serta kolam renang air hangat untuk memanjakan pengunjungnya.
Public relations (PR) Litto Nobertha Shinta mengatakan, Litto akan berada pada kawasan wisata alam dengan ketinggian 380 di atas permukaan laut (mdpl).
“Kolam renang air hangat merupakan yang pertama kalinya ada di Yogyakarta dan akan menghadap ke arah perbukitan hijau yang pasti dapat menambah rileks pengunjung,” ujar Nobertha Shinta saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (13/9).
Ia menjelaskan, kolam air hangat tersebut terinspirasi dari pemandian air panas atau Onsen yang berada di negara Jepang dan banyak manfaat yang akan didapat.
“Kedalaman kolam sekitar 80-120 centimeter dan manafaatnya akan memperlancar sirkulasi darah serta membuat rileks pengunjung setelah lelah beraktivitas,” jelasnya.
Karena berada di kawasan Dlinggo, Litto juga masuk ke dalam kawasan wisata terintegrasi seperti Puncak Becici, Hutan Pinus, Kebun Buah Mangunan dan desa wisata kerajinan bambu.
Selain itu, Litto juga akan menyuguhkan dengan pemandangan Gunung Sumbing, Gunung Merapi, serta batas cakrawala dari Pantai Samas.
“Sensasi dingin berkabut di pagi hari dan pemandangan matahari terbenam pada sore hari akan menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Litto,” ungkapnya.
Sedangkan untuk fasilitas menginap, Litto resort akan menyediakan sebanyak 18 kamar dan 10 bungalow yang dapat disewa pengunjung.
Saat ini, pembangunan Litto masih dalam tahap penyelesaian dan rencananya akan diluncurkan pada kuartal akhir tahun 2021.
Nobertha mengungkapan, pembangunan Litto juga memperhatikan sejumlah aspek seperti sosial dan kelestarian lingkungan.
“Meminimalkan dampak negatif bagi lingkungan akan menjadi prioritas, karenanya konsep pembangunannya adalah ramah lingkungan (green construction) dengan mempertahankan lahan terbuka hijau,” ungkapnya.
Nobertha menambahkan, dalam proses pembangunan hingga operasional pihaknya akan memberdayakan masyarakat sekitar Desa Muntuk. “Itu merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap warga sekitar,” tambahnya.
Kedepannya akan ada kerja sama dengan BUMD dan sejumlah steakholder untuk menambah atraksi wisata serta memberi ruang ekspresi bagi pengrajin, seniman, dan komunitas lokal agar tetap berkarya.
Rencananya pada peluncuran perdana, Litto akan membuka dua fasilitas, yaitu Asakusa Restoran dan kolam renang air hangat Litto Onsen untuk umum.
Kirim Komentar