Gudeg.net- Permainan biola asal Jerman Iskandar Widjaja memukau Sri Sultan Hamengkubuwono X saat tampil pada Konser Akhir Tahun Yogyakarta Royal Orchestra di Gedung Auditorium Taman Budaya Gunungkidul, Senin (20/12) malam.
Iskandar yang merupakan warga negara Jerman keturunan Indonesia itu membawakan dua repertoar, yaitu Ilir Ilir bersama orkestra dan repertoar Johann Sebastian Bach berjudul Bach Prelude in E Major dimainkan tanpa orkestra atau solo.
Penampilannya yang enerjik membuat suasana konser meriah, terlebih pada saat Bow, alat gesek biolanya menghasilkan lengkingan-lengkingan nada yang harmonis.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono yang menyaksikan penampilannya memberikan apresiasi berupa tepukan tangan sambil berdiri dari tempat duduknya.
Seusai membawakan repertoar Lir Ilir, Iskandar menyempatkan untuk memperkenalkan diri.
“Terimakasih banyak kepada Sultan dan Ratu, saya sangat terhormat berada di sini bersama Yogyakarta Royal Orchestra. Aku ini orang Indonesia tapi lahir dan belajar di Jerman” ujar Iskandar dengan logat bicara orang Jerman saat menyapa Sultan.
Setelah menyapa Sultan, Iskandar kembali mempersembahkan satu repertoar klasik milik Johann Sebastian Bach berjudul Bach Prelude in E Major dan diakhiri dengan pemberian bunga oleh Sultan.
Konser dibuka dengan komposisi Kurmat Dalem, yaitu sebuah komposisi yang diadaptasi dari Gendhing Kurmat Dalem. Komposisi ini dimainkan saat menyambut kedatangan Sultan HB X beserta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di TBG.
Sebanyak enam repertoar dibawakan pada konser semalam dan setiap repertoar telah diaransemen ulang.
Repertoar Lir-Ilir yang merupakan ciptaan Sunan Kalijaga pada abad ke-16 di aransemen ulang oleh Mas Lurah Widyoyitno Mardowo.
Repertoar Suwe Ora Jamu di aransemen oleh Mas Lurah Widyoyitnowaditro, Cublak-Cublak Suweng di aransemen oleh Mas Wedono Widyowiryomardowo.
Sedangkan repertoar Jenang Gulo di aransemen oleh Mas Lurah Widyoyitnowaditro dan ditambahkan instrumen Clempung serta sindhen. Instrumen Clempung dimainkan oleh Mas Bekel Jatipurno dipadukan dengan instrumen Gender yang dimainkan oleh Mas Wedono Susilo Madyo dan pesinden Nyi Mas Bekel Larassati.
Selain itu, dua repertoar dimainkan tanpa jeda atau medley, yaitu Suara Suling ciptaan Ki Narto Sabdo dan Menthog-Menthog ciptaan R.C. Hardjoesoebroto. Kedua repertoar medley ini diaransemen oleh Mas Lurah Widyoyitnowaditro.
Kirim Komentar