Gudeg.net- Siapa yang tidak kenal dengan Don Hasman, seorang fotografer legendaris dengan segudang pengalaman dan karya yang sangat menarik.
Hampir seluruh hidupnya ia curahkan untuk menggeluti dunia fotografi sejak tahun 1951. Mulai dari mejadi wartawan foto di Tabloid Mutiara hingga kini diakui sebagai tokoh Etnofotografi Indonesia.
Menurut Om Don, panggilan akrab Don Hasman, fotografi itu bukan sekedar memotret dengan memanfaatkan cahaya namun harus memiliki makna dan tujuannya.
Bagi Om Don, untuk menghasilkan gambar yang bagus tidak harus menggunakan lensa yang mahal. Banyak karya-karya yang dihasilkan dari kamera dan lensa yang biasa atau murah.
“Bagi saya lensa baik, lensa sederhana yang terpenting adalah hasil yang maksimal. Artinya lensa sederhana juga bisa menghasilkan karya berkualitas tinggi,’’ ujar Om Don saat hadir pada pembukaan pameran fotografi ‘Berjarak’ di Kumpeni Art Space di Jalan Nyai Ahmad Dahan, Yogyakarta, Rabu (23/12).
Menurut Om Don, akan sangat sia-sia jika seseorang memiliki kamera dan lensa yang bagus atau hebat tapi tidak dimanfaatkan secara maksimal.
“Percuma punya kamera dan lensa yang hebat tapi tidak bisa menghasilkan karya yang baik,” tuturnya.
Om Don juga menyempatkan diri untuk berbagi tips tentang hal apa saja yang harus dipersiapkan seseorang jika ingin menjadi seorang fotografer.
Selain harus memiliki peralatan fotografi, seorang fotografer juga harus memiiliki prinsip, akan mengarah kemana jenis fotografinya atau akan seperti apa karya yang ingin dihasilkan.
Yang terpenting bagi Om Don adalah seorang fotografer tidak boleh menyerah terutuma di bidang fotografi jurnalistik.
“Menjadi fotografer tidak ada kata tidak bisa, tidak mau atau tidak boleh, karenanya fotografer harus terus belajar dan berlatiih. Terlebih bagi foto jurnalistik tidak ada batasan kata tidak boleh,” ungkap pria kelahiran 7 Oktober 1940 itu.
Keberhasilan seorang fotografer terutama di bidang jurnalistik, bagi Om Don bukanlah karena faktor kemujuran maupun faktor keberuntungan melainkan faktor kebetulan
Faktor kebetulan yang digambarkan Om Don adalah, jika seorang fotografer jurnalistik mendapat karya yang bagus karena memang kebetulan sedang berada dilokasi tempat terjadinya peristiwa.
“Yang benar adalah, kebetulan saya ada di tempat situ dan terjadi sebuah peristiwa, itu yang benar. Bukan beruntung saya dapat foto ini atau mujur saya dapat foto ini. Ingat, itu bukan hasil dari kerja keras,” ucapnya.
(ist)
Melihat makin berkembangnya dunia fotografi terutama digiital seperti sekarang ini, Om Don berharap karya-karya yang dihasilkan jangan hanya disimpan saja.
“Jika foto yang disimpan untuk diri sendiri, itu tidak punya nilai manfaat. Jika di jurnalistik sudah jelas, dicetak untuk publik dan lebih cepat sampai ke masyarakat, itu nilai bermanfaatnya,” pungkas pria yang perah mendaki pegunungan Himalaya itu.
Kirim Komentar