Seni & Budaya

Jazz, Kacang Godhok, "Ndeso"

Oleh : Margareta Endah W / Senin, 00 0000 00:00
Jazz, Kacang Godhok,

Ngayogjazz 2008Jazz akhirnya tak hanya dimiliki kalangan berduit saja. Simbok-simbok sepuh berkebaya sederhana pun bisa menikmati musik yang penuh improvisasi ini. Walau tanpa goyangan badan yang sedinamis dengan musiknya.
Sore tanpa mendung yang menggelayut, menghangatkan suhu udara yang mulai dingin. Pada sebuah desa, semua masyarakat berkumpul pada suatu panggung sederhana tanpa lighting mewah. Hajatan besar ini bukan hajatan desa yang biasa-biasa. Hajatan desa luar biasa akan segera "meledak". Ledakkan itu telah dinanti. Ledakkan maha dashyat yang akan dipersembahkan sebuah musik yang akhirnya dicoba untuk dimasyaraktkan. Jazz!

Ngayogjazz 2008 dengan tema "Njajazz Desa Milang Kori", plesetan dari bahasa Jawa "Njajah Desa Milang Kori" (pengembaraan ke berbagai tempat atau silahturami ke desa-desa -red) diadakan di desa wisata Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta (24/11). "Kita ingin membuat jazz bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Kita buat konsepnya yang "ndeso"," ujar Djaduk Ferianto.

Kacang Godhok, teh hangat, mi ayam, bakso, sate gajih sampai nasi bakar khas Tembi menjadi teman yang pas untuk menikmati Jazz. Tak ada pengap yang memenjarakan kepulan asap rokok. Semua asyik menikmati musik tanpa rasa hati yang terusik.

Lima panggung sederhana berdiri ditengah-tengah desa. Panggung Ting Clebung, Panggung Sak Munine, Panggung Kothekan, Panggung Klonengan dan Panggung Nggandem. Panggung-panggung itu diisi musisi-musisi jazz dari Yogyakarta maupun luar Jogja, yang sudah banyak makan garam (punya jam terbang tinggi -red).     
 
"Kita akan membuktikan bahwa Bantul tidak hanya dikenal sebagai daerah gempa. Kita akan membuktikan bahwa Bantul bisa bangkit setelah gempa," ungkap Idam Samawi, Bupati Bantul dalam sambutannya yang diwakilkan oleh Dian Anggraini, Kepala Taman BUdaya Yogyakarta. Hasil-hasil karya kesenian Bantul juga banyak yang dipamerkan dalam NgayogJazz ini. Bahkan kesenian tradisional seperti gejog lesung, hadrah dan cokekan juga ditampilkan oleh warga desa Tembi. Tak ketinggalan pasar tiban yang diberi nama Pasar Jazz juga ikut andil menyediakan berbagai masakan desa.

Keasrian Desa Tembi serta warganya yang ramah telah membuat semua kalangan merasa terpanggil untuk datang ke NgayogJazz 2008. Hari Minggu yang biasa sepi dari aktivitas, berubah total menjadi gegap gempita. Kapan lagi menikmati Jazz dengan kacang godhok dan teh hangat ditemani sendal jepit kesayangan.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini