![](/images/upload/iga_mawarni.jpg)
"Musik jazz itu dari grassroot, jadi bukan sekadar musikalitas dan teknik saja, tapi yang lebih utama adalah bagaimana menciptakan keguyuban," katanya di sela menyaksikan Ngayogjazz Bantul 2009 di Pasar Seni Gabusan Bantul Yogyakarta, Sabtu (21/11).
Menurut penyanyi kelahiran Solo ini, jazz harus mampu menciptakan sebuah komunitas harmoni dari ide dan pemikiran musisi ke dalam musik yang dimainkannya.
"Ngayogjazz mampu menerjemahkan dan mengeksekusi apa yang ada dalam pemikiran musisi-musisi jazz ke dalam sebuah acara komunal yang bisa dinikmati oleh masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut Iga menyatakan bahwa Ngayogjazz yang baru digelar selama tiga kali ini benar-benar mampu kembali menghadirkan musik grassroot in ke habitatnya.
"Tak begitu penting apakan mereka bisa menikmatinya atau tidak, yang penting adalah bagaimana masyarakat bisa dengan setia menantikan musisi jazz tampil meski dalam hujan," tambahnya.
Parameter lain selain telah mampu mendatangkan dan menyatukan penonton adalah ketika hati dan spirit penonton mampu menyatu dengan musisi yang bermain di panggung. Dengan itu, dipastikan penonton akan mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan.
Terkait penyelenggaraan Ngayogjazz tahun ini, Iga menyatakan apresiasinya yang mendalam karena Ngayogjazz telah membaik dalam hal target peserta dan penonton.
"Ke depan saya bahkan berpikir bahwa akan tercipta sebuah genre musik jazz baru yang bisa dihasilkan dari penyelenggaraan Ngayogjazz," ucapnya optimis.
Kirim Komentar