Program Gerakan untuk Kesejahteraan Balita (Garba) akan dilanjutkan setiap tahunnya oleh Dinas Kesehatan Propinsi DIY. Bahkan, program yang dicanangkan Gubernur DIY pada 9 Agustus 2008 lalu ini anggaranya akan dinaikkan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY Bondan Suryanto ketika menemui aktivis Serikat Rakyat Miskin (SRMI) Kabupaten Bantul di kantornya, Senin (16/02).
Menurutnya, program yang masuk dalam penyelenggaran jaminan kesejahteraan sosial (Jamkesos) ini ditujukan untuk memberikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan kepada ibu hamil, ibu melahirkan dan balita bergizi buruk di DIY.
"Pada tahun 2009, anggaran Jamkesos mencapai Rp 25 miliar, meningkat daripada 2008 sebesar Rp 16,5 miliar. Kami berharap anggaran tahun ini bisa dinaikan dalam rancangan anggaran biaya tambahan (ABT). Dana tersebut dialokasikan bagi 300 ribu jiwa, baik bagi ibu hamil, ibu melahirkan, balita bergizi buruk dan masyarakat miskin," kata Bondan.
Menurut data, sebanyak 250 ribu balita di DIY, terdapat 2.000 balita di antaranya mengalami gizi buruk di awal 2009. Sebagian besar dari balita yang mengalami kurang asupan gizi itu didominasi di daerah Gunung Kidul dan Kulon Progo.
Sementara itu pada kesempatan tersebut Ketua Dewan Pimpinan Kota SRMI Kabupaten Bantul Dasar Widodo meminta Dinas Kesehatan DIY untuk memberikan jaminan kesehatan bagi balita, ibu hamil dan warga miskin tanpa diskriminasi. Pihaknya juga mendesak, program Garba dapat terus direalisasikan guna memberikan kesejahteraan bagi ibu dan anak.
Menurut Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos Dinas Kesehatan DIY Sugeng Irianto, balita bergizi buruk menjadi prioritas utama program Garba. Selain itu, ibu hamil juga mendapat jaminan kesehatan, yakni bantuan periksa kehamilan sebanyak 8 kali, atau tiap periksa disubsidi Rp 15 ribu. Jika melahirkan di bidan mendapat bantuan persalinan Rp 350 ribu. Jika bidan merujuk ke rumah sakit mendapat bantuan Rp 100 ribu. Kalau persalinan normal terjadi di rumah sakit ibu ini mendapat bantuan Rp 750 ribu, namun bila persalinan cesar dibantu Rp 1,5 juta.
Lebih lanjut Sugeng mengatakan, sejak dicanangkan Agustus 2008, program Garba telah dimanfaatkan sebanyak 6.186 orang sepanjang Februari 2009. Mereka yang telah dijamin kesehatannya tersebut terdiri kunjungan ibu hamil sebanyak 37.110 orang dan ibu melahirkan sejumlah 9.279 orang. Rinciannya, persalinan normal di bidan sebanyak 5.621 orang, persalinan di rumah sakit sebanyak 327 orang dan persalinan cesar sebanyak 328 orang. Total anggaran Garba yang dikeluarkan hingga saat ini sebesar Rp 827.901.287.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY Bondan Suryanto ketika menemui aktivis Serikat Rakyat Miskin (SRMI) Kabupaten Bantul di kantornya, Senin (16/02).
Menurutnya, program yang masuk dalam penyelenggaran jaminan kesejahteraan sosial (Jamkesos) ini ditujukan untuk memberikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan kepada ibu hamil, ibu melahirkan dan balita bergizi buruk di DIY.
"Pada tahun 2009, anggaran Jamkesos mencapai Rp 25 miliar, meningkat daripada 2008 sebesar Rp 16,5 miliar. Kami berharap anggaran tahun ini bisa dinaikan dalam rancangan anggaran biaya tambahan (ABT). Dana tersebut dialokasikan bagi 300 ribu jiwa, baik bagi ibu hamil, ibu melahirkan, balita bergizi buruk dan masyarakat miskin," kata Bondan.
Menurut data, sebanyak 250 ribu balita di DIY, terdapat 2.000 balita di antaranya mengalami gizi buruk di awal 2009. Sebagian besar dari balita yang mengalami kurang asupan gizi itu didominasi di daerah Gunung Kidul dan Kulon Progo.
Sementara itu pada kesempatan tersebut Ketua Dewan Pimpinan Kota SRMI Kabupaten Bantul Dasar Widodo meminta Dinas Kesehatan DIY untuk memberikan jaminan kesehatan bagi balita, ibu hamil dan warga miskin tanpa diskriminasi. Pihaknya juga mendesak, program Garba dapat terus direalisasikan guna memberikan kesejahteraan bagi ibu dan anak.
Menurut Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos Dinas Kesehatan DIY Sugeng Irianto, balita bergizi buruk menjadi prioritas utama program Garba. Selain itu, ibu hamil juga mendapat jaminan kesehatan, yakni bantuan periksa kehamilan sebanyak 8 kali, atau tiap periksa disubsidi Rp 15 ribu. Jika melahirkan di bidan mendapat bantuan persalinan Rp 350 ribu. Jika bidan merujuk ke rumah sakit mendapat bantuan Rp 100 ribu. Kalau persalinan normal terjadi di rumah sakit ibu ini mendapat bantuan Rp 750 ribu, namun bila persalinan cesar dibantu Rp 1,5 juta.
Lebih lanjut Sugeng mengatakan, sejak dicanangkan Agustus 2008, program Garba telah dimanfaatkan sebanyak 6.186 orang sepanjang Februari 2009. Mereka yang telah dijamin kesehatannya tersebut terdiri kunjungan ibu hamil sebanyak 37.110 orang dan ibu melahirkan sejumlah 9.279 orang. Rinciannya, persalinan normal di bidan sebanyak 5.621 orang, persalinan di rumah sakit sebanyak 327 orang dan persalinan cesar sebanyak 328 orang. Total anggaran Garba yang dikeluarkan hingga saat ini sebesar Rp 827.901.287.
Kirim Komentar