Sebanyak 5.500 anak di Kota Yogyakarta terancam menderita gizi buruk. Hal tersebut karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran para orang tua tentang kesehatan anak-anaknya.
"Ada 5.500 anak pemegang KMS yang terdiri dari 3.482 balita pemegang KMS di Jogja yang memerlukan bantuan peningkatan kualitas kesehatan dan nutrisi anak,"katanya dalam acara pemberian bakti sosial bantuan obat cacing dan kalsium dari PT. Sari Husada bagi 5500 anak kurang mampu di Kecamatan Tegalrejo, Minggu (18/10)
Tri Kirana menyatakan, salah satu contoh sederhana yang masih jarang mendapatkan perhatian adalah pemberian obat cacing dan kalsium bagi anak, yang sebenarnya sangat penting. "DI Indonesia, khususnya di Jogja, kesadaran para ibu akan pentingnya pemberian obat cacing dan kalsium bagi anak masih rendah," katanya.
Sementara dari pihak Sari Husada menyatakan pihaknya terdorong untuk mendorong perbaikan gizi dan nutrisi balita di Jogja dengan mendukung Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pengenalan pendidikan dan kesehatan bagi anak sejak usia dini.
"Salah satu caranya dengan memberikan obat cacing dan kalsium tinggi bagi 5.500 anak dari keluarga kurang mampu di Kota Yogyakarta," kata Direktur Legal & Corporate Affair PT Sari Husada, Yeni Fatmawati.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pada awal tahun 2009 terdapat 236 kasus balita gizi buruk yang didasarkan pada umur dan berat badan si anak, dan belum mempertimbangkan tinggi badan.
"Dengan pengukuran umur anak, berat badan dan tinggi badan, saya berharap jumlah penderita gizi buruk di kota bisa berkurang sekitar 50 % hingga akhir tahun 2009 ini", kata Kepala Bidang P2PL dan Yankesmas Dinas Kesahatan Kota Yogya, Dr. Fita Yulia, M.Kes
Di Kecamatan Tegalrejo sendiri terdapat 8 kasus balita gizi buruk, yang diukur dengan umur, berat badan dan tinggi badan diharapkan bisa bisa turun. Sedangkan di Kecamatan Mantrieron terdapat 37, di Pakualaman terdapat dari 7 kasus gizi buruk anak.
Di Kota Yogyakarta sendiri saat ini terdapat sekitar 29.000 balita. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.500 anak di antaranya adalah pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) yang berpotensi tinggi mengalami gizi buruk.
"Ada 5.500 anak pemegang KMS yang terdiri dari 3.482 balita pemegang KMS di Jogja yang memerlukan bantuan peningkatan kualitas kesehatan dan nutrisi anak,"katanya dalam acara pemberian bakti sosial bantuan obat cacing dan kalsium dari PT. Sari Husada bagi 5500 anak kurang mampu di Kecamatan Tegalrejo, Minggu (18/10)
Tri Kirana menyatakan, salah satu contoh sederhana yang masih jarang mendapatkan perhatian adalah pemberian obat cacing dan kalsium bagi anak, yang sebenarnya sangat penting. "DI Indonesia, khususnya di Jogja, kesadaran para ibu akan pentingnya pemberian obat cacing dan kalsium bagi anak masih rendah," katanya.
Sementara dari pihak Sari Husada menyatakan pihaknya terdorong untuk mendorong perbaikan gizi dan nutrisi balita di Jogja dengan mendukung Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pengenalan pendidikan dan kesehatan bagi anak sejak usia dini.
"Salah satu caranya dengan memberikan obat cacing dan kalsium tinggi bagi 5.500 anak dari keluarga kurang mampu di Kota Yogyakarta," kata Direktur Legal & Corporate Affair PT Sari Husada, Yeni Fatmawati.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pada awal tahun 2009 terdapat 236 kasus balita gizi buruk yang didasarkan pada umur dan berat badan si anak, dan belum mempertimbangkan tinggi badan.
"Dengan pengukuran umur anak, berat badan dan tinggi badan, saya berharap jumlah penderita gizi buruk di kota bisa berkurang sekitar 50 % hingga akhir tahun 2009 ini", kata Kepala Bidang P2PL dan Yankesmas Dinas Kesahatan Kota Yogya, Dr. Fita Yulia, M.Kes
Di Kecamatan Tegalrejo sendiri terdapat 8 kasus balita gizi buruk, yang diukur dengan umur, berat badan dan tinggi badan diharapkan bisa bisa turun. Sedangkan di Kecamatan Mantrieron terdapat 37, di Pakualaman terdapat dari 7 kasus gizi buruk anak.
Di Kota Yogyakarta sendiri saat ini terdapat sekitar 29.000 balita. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.500 anak di antaranya adalah pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) yang berpotensi tinggi mengalami gizi buruk.
Kirim Komentar