Seni & Budaya

Malam Puncak Korean Day 2011

Oleh : Budi W / Senin, 00 0000 00:00
Malam Puncak Korean Day 2011

Selasa malam (25/01) merupakan puncak acara "Youthful Spirit" Korean Day 2011. Tadi malam merupakan bentuk apresiasi mendalam terhadap dua kebudayaan yang berbeda antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Korea. Tepat jam 19.00 acara penutupan Korean and Indonesian Cultural Performance digelar. Hal yang menarik mungkin adalah penampilan Jung eun jung salah seorang mahasiswa dari Pacific Asia Society yang tampil menawan dengan memainkan Haegeum. Alat musik ini merupakan jenis alat musik gesek tradisional yang berasal dari Korea. Salah satu jenis Haegeum yang dimainkan oleh Jung eun jung adalah Jenis haegeum yang bersenar 4. Biasanya, orang Korea mengenalnya dengan nama Sohaegeum.
Tidak kalah pula kebudayaan Indonesia tampil setalah permainan alat musik gesek itu. Dewinta Sariayu tampil enerjik dengan tarian Ronggeng Blantek yang berasal dari Betawi. Ronggeng Blantek merupakan salah satu tarian tradisional yang sangat terkenal di Jakarta. Tarian ini ditampilkan saat akan berlangsungnya upacara adat Betawi. Gerakan dari tarian ini merupakan kombinasi antara tarian tradisional dengan seni beladiri pencak silat. Dewinta sendiri mempelajari tarian ini sejak ia duduk di bangku SMP.
Setelah tampil beberapa kesenian yang berasal dari dua negara, Goong Chi memecah malam tersebut dengan lagu-lagu Korea yang kini sedang digandrungi oleh mahasiswa dan pelajar di Indonesia. Riuh penonton membuat gedung pusat kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri seakan-akan hanya milik penonton. Hampir 90% penikmat Korean and Indonesian Cultural Performance adalah kaum wanita. Akses informasi mengenai Korea mereka dapatkan dari media internet dan televisi. Penampilan terakhir Goong Chi ditutup dengan lagu milik Wonder Girls. Sontak semua penonton malam itu bernyanyi mengikuti arahan vocalisnya.
PAS atau Pacific Asia Society menunjukkan kebolehan mereka kembali. Saat itu mereka menunjukkan atraksi bela diri Taekwondo. Namun bukan pertarungan yang mereka tunjukkan, melainkan dance modifikasi ciptaan Pasific Asia Society. Penonton semakin tertawa melihat ulah mereka yang aktif melakukan gerakan-gerakan memukau dipadu dengan musik kontemporer Korea. Setelah kurang lebih 10 menit berlangsung, atraksi Taekwondo sebenarnya ditunjukkan baik anggota Pacific Asia Society maupun mahasiswa bahasa Korea.
Memang fenomena Hallyu dapat dikatakan berhasil menyaingi Hollywood dan Bollywood dalam melebarkan sayap budayanya ke dunia internasional. bermacam produk budaya Korea, mulai dari film, musik, fashion dan gaya hidup telah menghiasi kehidupan masyarakat internasional termasuk di Indonesia. Ada satu hal yang dapat kita pelajari dari fenomena Hallyu, yaitu bersatunya masyarakat dan Pemerintah Korea dalam menanggapi sebuah fenomena budaya yang terjadi di negerinya. Mereka proaktif dalam urusan menaikkan citra Korea di mata internasional. Semoga dengan adanya pelajaran berharga ini, pemerintah tidak pula tinggal diam untuk melakukan kesatuan gerakan antara rakyat dan pemerintah dalam menanggapi isu negeri ini di dunia internasional.
 
 

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini