Pendidikan merupakan hak bagi siapa saja, tidak peduli itu kaya, miskin, ada di perkotaan maupun dr desa. Anak-anak muda saat ini saatnya melakukan perubahan dan jangan hanya menyela saja. inilah yang coba dilakukan oleh Anies Baswedan selaku ketua kegiatan tersebut.
Dari pengalaman-pengalaman mengajar para anak muda itu, tercetuslah sebuah buku yang
bercerita tentang Para Pengajar Muda di Pelosok Negeri. Demikian diungkapkan oleh Mufti Nurlatifah, di Auditorium
Pascasarjana Fisipol UGM, Selasa (6/12) di sela-sela peluncuran buku.
"Banyak kisah yang mereka peroleh setelah mengabdi di daerah pelosok. Cerita itu kemudian
mereka tuangkan dalam buku Kisah Para Pengajar Muda di Pelosok Negeri," tutur Mufti.
Para pengajar muda tersebut harus mengajar ditempat-tempat terpencil yang jauh dari rasa
nyaman bahkan aman. Tengok saja pengalaman Adeline Magdalena, gadis keturunan Tionghoa ini tidak mudah baginya untuk
menjalankan program mengajar di tengah masyarakat.
Begitu pula dengan Agus Rachmanto saat di Bengkalis. Dilokasi terpencil Ia harus berhadapan
dengan isu daerah perbatasan yang sedang hangat dibicarakan.
Mufti berharap dengan menghadirkan para pelaku Pengajar Muda Indonesia mampu memberi
inspirasi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fisipol UGM. Mereka diharapkan tak lagi bingung mesti kemana setelah lulus untuk
mengabdikan diri pada bangsa.
Kirim Komentar