Sebentar lagi rangkaian pesta demokrasi segera digelar. Para calon legislatif pun berebut menarik simpati lewat beragam cara. Salah satunya bagi-bagi kaos gratis. Pengusaha konveksi pun seakan banjir rejeki. Ada yang suka cita menyambutnya. Ada juga yang menolak berurusan dengan para caleg.
"Takut ngga dibayar," kata Endar, pengusaha konveksi di daerah Condong Catur ini. Bahkan, terus terang ia mengatakan apatis terhadap para politisi. Meskipun belum pernah secara langsung mendapat pengalaman buruk, ia belajar dari pengalaman orang lain saat pemilihan di tahun-tahun sebelumnya. "Seperti tahun 2004 dan 2009," katanya.
Menurut pengamatannya ada banyak kejadian dimana para pengusaha konveksi termakan "janji manis" calon penguasa tersebut. "Lalu tiba-tiba hilang saja," katanya. "Sekarang bagaimana mau nagih. Kalau ngga kepilih terus jadi gila. Bagaimana mau bayar coba."
Ia menyarankan agar para pengusaha memiliki aturan yang jelas. "Semisal, kalau tidak ada pelunasan di depan," katanya. "Ya sudah tidak usah dikerjakan."
Cara lainnya lewat penetapan minimal uang muka (down payment). "Yah, paling tidak cukup buat belanja bahan dan menggaji pegawai," katanya. "Kalau tidak dibayar pun ruginya sedikit."
Kirim Komentar