Masyarakat arus bawah kini bingung soal hasil quick count yang beredar di televisi. Pasangan calon presiden nomor urut 1 mengklaim kemenangan begitu juga dengan nomor urut 2. Hal inilah yang membuat masyarakat akar rumput memiliki polemik beragam.
Menurut seorang warga, Triyanto, ia merasa janggal dengah hasil quick count yang ada di jaringan TV ONE yang berbeda dengan yang ada di Metro TV. " Kok tiap televisi punya hasil survei yang berbeda ya? Saya takut ini dapat menggiring masing-masing pendukung untuk mengklaim kemenangan, " jelas warga Banguntapan ini.
Hal lain pun diungkapkan Lia Yoshinara, salah seorang mahasiswi Yogyakarta yang tinggal dikawasan jalan Kaliurang km 8. "Saya melihat hasil survei cuma dibolak-balik saja, baik hasil survei dari kubu Prabowo maupun dari pihak Joko Widodo, pesan saya, meskipun ada pandangan survei yang berbeda, jangan sampai terhasut," terangnya.
Menurut komisioner KPU DIY, Farid B. Siswanto, pihaknya tidak melakukan metode quick count seperti yang dilakukan lembaga survei kedua kubu. Angka yang ditayangkan di televisi itu bukanlah sebuah pedoman. Survei tersebut hanya sebatas sampel bukan cerminan realita.
"Survei kedua kubu dilakukan di masing-masing kantong yang memiliki potensi kemenangan," ungkapnya.
Hasil polling berfungsi membentuk sentimen tertentu. Sehingga, Farid pun menegaskan pada masyarakat agar tidak mudah terpancing adanya hasil jajak pendapat yang beredar. "Tunggu keputusan resmi KPU pusat yang akan di umumkan pada 22 Juli 2014 mendatang," tutupnya ramah.
Berita
Polemik Survei Pilpres di Arus Bawah

Kirim Komentar