Yogyakarta, Indonesia – www.gudeg.net Beberapa hari ini, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya diselimuti kabut tebal. Fenomena alam bernama haze ini sempat menimbulkan tanda-tanya sejumlah warga.
Saat ditemui tim gudeg.net, Djoko Budiono, Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta, mengatakan situasi ini terjadi secara merata di sejumlah kabupaten seperti Sleman, Bantul, Gunung Kidul serta Kulon Progo.
Penelusuran gudeg.net melalui mesin pencari google.com menemukan kondisi serupa ternyata juga terjadi di tahun 2012 serta 2015. Saat itu, 24 Februari 2012, beberapa jadwal penerbangan di Bandara Internasional Adisutjipto mengalami penundaan keberangkatan.
Ada beberapa maskapai yang terpaksa “telat”, seperti disebutkan di kompas.com, antara lain Garuda Indonesia Airways, Batavia Air (tujuan Jakarta), Merpati Nusantara, Express (tujuan Makassar) serta Wings Air (tujuan Surabaya).
Bahkan, jarak pandang yang standarnya 2000 meter hanya mencapai 400 meter.
Sedangkan pada tahun 2015 kepada Tribun Jogja, Minggu (25/10/2015), Djoko menjelaskan kabut ini sifatnya hanya sementara dan tidak berbahaya. “Masyarakat tidak perlu khawatir,” katanya.
Djoko mengatakan kabut yang terjadi di pagi hari karena suhu udara di permukaan bumi relatif lebih dingin hingga terjadi pengembunan uap air. “Sehingga terbentuklah kabut,” kata Djoko kepada gudeg.net pada Rabu (13/07/2016).
Kondisi itu juga tampak dalam gambar dimana kandungan uap air (RH) di wilayah DIY berkisar di atas 90 persen. Selain kabut, tingginya uap air juga berpotensi mendatangkan hujan yang kemungkinan besar terjadi pada malam hari.
Editor : Albertus Indratno
Kirim Komentar