www.gudeg.net, Yogyakarta - Klobot atau biasa dikenal dengan nama kulit jagung ternyata bisa dimanfaatkan menjadi suvenir dan menjadi peluang usaha para ibu. Dilaksanakan oleh KKN-PPM UGM Sub Unit Gunung Rambut, Unit 03 Desa Pitu, Laila Hidayati Ikromi bersama rekan mahasiswa lain memberikan pelatihan pemanfaatan limbah jagung menjadi produk kerajinan tangan.
Laila mengatakan bahwa kerajinan tangan bunga klobot ini menyasar para ibu rumah tanggal. Proses pembuatan kerajinan bunga klobot bermula dari mengumpulkan kulit jagung. Kulit jagung yang dipilih, merupakan kulit jagung hasil pengupasan manual, karena kulit jagung yang dikupas oleh mesin bentuknya telah hancur sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk membuat bunga.
“Proses selanjutnya yakni pemberian warna kulit jagung. Kulit jagung saat direbus dapat diwarnai dengan menggunakan wenter atau pewarna tekstil. Setelah itu, kulit jagung didinginkan dan dikeringkan hingga sekitar 75 persen,” jelasnya.
Kulit jagung perlu disetrika agar diperoleh bentuk permukaan yang lurus, tidak melengkung atau bergelombang. Kemudian, membuat bagian bunga seperti mahkota dan putik bunga, kemudian merangkai bagian-bagian bunga menjadi satu dengan kawat. “Untuk merangkai mahkota bunga dan benang sari perlu keterampilan, ketelatenan, kehati-hatian, dan kesabaran, sehingga bisa menghasilkan bunga yang indah dan cantik,” ujar mahasiswi Fakultas Psikologi itu.
Produk ini sendiri sudah sempat dipamerkan dalam acara pesta rakyat Desa Pitu pada 29 Juli silam, dan dalam waktu ke depan perlu dilakukan perencanaan harga serta analisa pasar untuk lebih mematangkan program yang telah mereka inisiasi ini. “Saya berharap semoga program ini dapat berlanjut dan menjadi usaha kecil masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat Gunung Rambut dapat bertambah melalui pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia di sekitar dusun,” pungkas Laila.
Kirim Komentar