www.gudeg.net, Yogyakarta - Gangguan yang menyebabkan kita tidak fokus saat mengemudi tidak hanya berasal dari penggunaan telepon genggam atau musik yang terlampau keras. Gangguan lain yang sering tidak terdeteksi adalah gangguan emosi.
Baik emosi negatif maupun positif saat mengemudi dapat berakibat fatal untuk diri sendiri dan orang lain jika tidak dikendalikan.
#1 Tetap tenang
Ingatkan diri sendiri untuk selalu tetap tenang. Sesekali kita akan bertemu pengemudi yang tidak kita sukai, tetapi itu akan terjadi bagaimanapun juga. Tilik lagi bagaimana kita menyikapinya.
Pikiran yang jernih membantu kita menilai dengan lebih baik situasi di jalan. Kita bisa mencoba afirmasi semacam ‘saya memilih untuk tenang’ baik diucapkan atau dalam hati.
Jika emosi dirasa belum teratasi, berhenti sebentar. Bernafaslah dengan pelan dan coba hitung mundur atau pikirkan memori menyenangkan.
#2 Berpikiran Positif
Coba berempati dan membuat alasan postif di balik kejadian tidak menyenangkan di jalan. Misalnya jika kita hampir terserempet, atau jalur kita dipotong tiba-tiba, mungkin pengemudi tersebut buru-buru karena kerabatnya harus ke Rumah Sakit, atau mendapat kabar duka.
#3 Jangan berekspektasi
Sebaiknya jangan berharap pengemudi lain akan bereaksi sama dengan kita. Semakin banyak ekspektasi yang tidak terjadi akan membuat kita semakin emosional.
#4 Jaga jarak fisik dan emosi
Selain memang ada jarak aman antar kendaraan, memberi jarak antara kita dan kendaraan di depan kita memberi kita ruang dan waktu untuk bereaksi seandainya terjadi sesuatu di depan.
Sedangkan untuk jarak emosional maksudnya adalah untuk tidak menganggap insiden di jalan adalah urusan personal, karena jalan milik bersama. Kita harus menghormati hak orang lain juga.
#5 Pikirkan konsekuensi
Ingat akibat-akibat yang dapat terjadi sebagai efek fatal dari emosional di jalan. Apakah kita mau mengorbankan diri sendiri dan orang lain hanya karena emosi sesaat?
Kirim Komentar