www.gudeg.net, Yogyakarta - Museum lukisan Sidik Martowidjojo yang resmi dibuka pada 2016 lalu menambah daftar museum di Yogyakarta. Setelah berhasil mendapatkan dua penghargaan emas dari Louvre International Art di Prancis dan penghargaan dari National Art Museum of China, tercetuslah ide dari Sumartoyo, pemilik restoran Bale Raos untuk menjadikan sebagian area restoran sebagai museum yang memajang lukisan karya Sidik Martowidjojo.
Sidik Martowidjojo merupakan seniman keturunan Tionghoa yang terkenal dengan Chinese Painting-nya. Ketertarikannya di dunia seni lukis sudah dimulai sejak kanak-kanak. Setelah sempat vakum pada masa orde baru karena ada batasan dalam karyanya, pada awal tahun 2000-an Sidik kembali berkarya.
Karya seninya mencoba menggabungkan antara seni timur dengan barat. Menurutnya, Seni Tiongkok yang sudah ada sejak ribuan tahun dan lebih bertemakan hening akan menghasilkan seni yang bagus apabila digabungkan dengan seni barat yang lebih real. Beberapa karyanya pernah dipajang di berbagai negara dan berhasil meraih beberapa penghargaan.
Museum ini memajang kurang lebih 20 hingga 30 koleksi lukisannya. Terbuka untuk umum dan tak dipungut biaya untuk dapat menikmati karya-karya tersebut.
Di pintu masuk museum terpajang lukisan yang bertema University in Diversity, yang artinya memaknai perbedaan sebagai suatu kekayaan. Indonesia mempunyai suku terbanyak di dunia dengan beragam kebudayaannya, namun kita bisa menyatukannya di dalam kesatuan Indonesia. Itulah yang kita kenal dengan Bhinneka Tunggal Ika. Tema pameran akan berubah setiap tahun.
Koleksi dalam museum ini akan berganti setiap enam bulan sekali, karya yang dipajang merupakan masterpiece. Hal ini memang dibuat untuk mengedukasi masyarakat mulai dari dalam negeri hingga luar negeri, selain itu juga untuk memperkenalkan Indonesia ke negara lain.
Salah satu karya lukisannya yang bertema Ocean (samudera) sepanjang 5,5 meter x 2 meter menarik perhatian pengunjung. Lukisan ini merupakan penggambaran gonjang-ganjing Indonesia namun tetap bersatu digambarkan oleh kapal yang terus berlayar maju meskipun terkena gelombang.
Di akhir obrolannya dengan gudeg.net, Sidik sempat berucap “Bila kita tidak melangkah, tidak bisa mencapai, tapi kita tidak bisa memaksa melangkah, biarkan kita tetap maju ke depan,” tutupnya.
Kirim Komentar