Gudegnet – Gelaran Artjog 2018 Enlightenment: Towards Various Future sedang berlangsung. Tidak hanya menjadi wadah bagi seniman ternama, Artjog juga memberikan ruang dan apresiasi mereka terhadap seniman-seniman muda. Young Artist Award merupakan salah satu program yang mendukung ide tersebut.
“Penghargaan Young Artist Award merupakan tradisi Art Jog yang masih diteruskan sampai tahun ini. Mereka yang terseleksi adalah seniman muda yang usianya berada di bawah umur 33 tahun,” jelas Enin Supriyanto, selaku salah satu dewan juri penghargaan Young Artist Award. Tahun ini, tiga seniman muda berbakat yang terpilih adalah Meliantha Muliawan (Vague Shapes in the Light #1 - #9), Bandu Darmawan (Pernyataan Tidak Tertulis), dan Fajar Abadi (Everlost).
Meliantha Muliawan, seniman asal Jakarta melalui karyanya Vague Shapes in the Light #1 - #9 berusaha menyampaikan pesan ‘pencerahan’. Karya Meliantha menampakkan suatu wujud karya yang tertutup kain putih. Menurutnya, gagasan, ide, semangat, serta perubahan tidak muncul begitu saja, melainkan melalui suatu proses panjang pemikirnya.
Proses ini melahirkan keyakinan/optimisme, sehingga, pencerahan tidak berhenti pada pada gagasan saja, namun juga keyakinan dari penggagasnya untuk merubah hal diluar dirinya yang mengarah pada kemajuan. Dari karyanya, Meliantha mengajak spektatornya untuk berimajinasi dan mengintrepretasikan masing-masing karya yang ia tampilkan, dan meyakini bahwa dibalik kain tersebut tersembunyi suatu karya.
Peraih lainnya, Bandu Darmawan menampilkan karya berupa instalasi proyeksi video. Karyanya bercerita tentang bagaimana cahaya dapat menerangi suatu objek dengan konsekuensi terbentuknya bayangan. Manusia dapat mengidentifikasi kehadiran suatu benda, baik dari penerangan cahaya, maupun dari bayangannya.
Melalui karya ‘Pernyataan Tidak Tertulis’, seniman asal Bandung ini mencoba menyampaikan ruang negatif dari sebuah penciptaan narasi, bayangan seseorang yang sedang mengetik, bercampur dengan bayangan pengunjung yang mencoba berinteraksi dengan mesin ketik dengan tombol polos yang bergerak acak.
Berbeda dengan seniman lain peraih penghargaan ini, Fajar Abadi menggunakan pendekatan melalui aspek ekonomi lokal. Karyanya, Everlost merupakan sekumpulan makanan ringan lokal yang dikumpulkan dalam punching bag transparan ditengah ring tinju.
Menurut seniman Bandung ini, industri usaha kecil dan menengah selama ini terus berjuang dan berupaya untuk bertahan melawan gelombang industri makanan ringan yang datang dalam skala besar. Everlost merupakan metafora bahwa pertarungan serta daya tahan dari kelompok kecil lebih idealis dan militan terhadap gempuran industrialisasi global.
Kirim Komentar