Gudeg.net—Gelar seni tahunan Nandur Srawung kali ini menobatkan Dedy Shofianto sebagai pemenang ‘Young Rising Artist’ dan Asnar Zacky sebagai penerima ‘Lifetime Achievement Award’.
Dedy Shofianto merupakan seniman muda yang menampilkan dua karya dalam pameran Nandur Srawung #7 Wiwitan:Restart ini.
Dedy meggunakan mixed media berupa plywood, brass, dynamo, electronic devices, and motion sensor untuk karyanya yang diberi judul “Elang Jawa”. Karya ini berukuran 70x100x70 cm dan diciptakan tahun 2019.
Karya keduanya, “Bahtera Nusantara” menggunakan bahan-bahan yang sama dengan ukuran 200x70x100 cm dan diciptakan pada tahun 2020.
“Kita pilih Dedy dengan dua karya kayu kinetic-nya itu juga mewakili secara tema Wiwitan:Restart, bagaimana dia melihat kondisi bangsanya saat ini,” kata Bayu Widodo, salah satu dari lima kurator Nandur Srawung #7 saat ditemui di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (21/10).
Penghargaan ‘Young Rising Artist’ Nandur Srawung diberikan pada seniman muda berusia di bawah 35 tahun yang dianggap memiliki kerja kreatif dan diprediksi akan konsisten berkarya.
Sebanyak lima seniman muda dipilih lalu diwawancarai oleh lima kurator mengenai konsep personal keseniannya dan mengenai karya-karyanya.
Tema di balik karya Dedy yang membuatnya terpilih adalah karena ia memilih isu-isu kelokalan, penggunaan material dan cara ia mendapatkan material tersebut. Kayu yang Dedy gunakan untuk pembuatan karyanya tidak dengan cara menebang.
“Ada cerita-cerita rakyat di Jambi, lalu dia membuat komposisi kinetic,” kata Bayu lagi mengenai terpilihnya Dedy.
Asnar Zacky sebagai tokoh komik dan juga pendidik dipilih sebagai penerima ‘Lifetime Achievement Award’ Nandur Srawung #7.
“Kami memberi penghormatan tahun ini kepada Pak Asnar. Kita melihat bagaimana dia melakukan dedikasi kerja laku seni dan di bidang pendidikan, berbagi ilmu dengan mahasiswa dan mahasiswi menjadi poin penting bagi Nandur Srawung,” jelas Bayu.
Asnar Zacky saat ini adalah tenaga pendidik di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ia mengajar di jurusan Desain Komunikasi Visual.
Asnar bersama rekannya, Baskoro Suryo Banindro, merupakan inisiator mata kuliah komik untuk masuk ke kurikulum pengajaran di Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta pada 1996. Saat ini mata kuliah tersebut berganti nama menjadi Seni Gambar Sekuensial.
Pria kelahiran Yogya, 7 Agustus 1957 ini menempuh pendidikan strata satu di STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta jurusan Seni Reklame pada tahun 1976-1983.
Pada tahun 1994-1998, Asnar menempuh pendidikan pascasarjana di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut teknologi Bandung (ITB) namun tidak selesai akibat banyak hal nonteknis. Asnar lalu melanjutkan S2 nya di ISI Yogyakarta pada tahun 2011-2014.
Kirim Komentar