Gudeg.net—Lima seniman penerima hibah seni program residensi Seniman Pascaterampil hadir menuangkan gagasannya dalam bentuk pameran daring yang diberi judul “Suara 3x4 m”.
Pameran ini akan berlangsung dari 10 Juli-7 Agustus 2020 di laman ruangsenirupa.psbk.or.id. Lima seniman yang terlibat adalah Chaerus Sabry (Seniman Teater), Chairol Imam (Seniman Rupa), Egi Adrice (Seniman Musik), M. Y. A Rozzaq atau Ozaques (Seniman Rupa), Teguh Hadiyanto atau Tehato (Seniman Rupa).
Seniman-seniman yang berasal dari Bulukumba, Surakarta, Indramayu, Yogya, dan Jakarta ini telah menjajaki kolaborasi multidisiplin seni pada persembahan pertunjukan Jagongan Wagen edisi April lalu.
Kini mereka berkesempatan untuk saling bertukar pengetahuan dalam kolaborasi penciptaan dan presentasi karya seni rupa.
“Pameran pada ‘tembok’ digital menjadi salah satu bentuk presentasi yang paling mendekatkan sebagai jembatan penonton menikmati pameran seperti ‘biasanya’ di masa pandemi saat ini,” tulis Donnie Trisfian staf media Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) dalam rilis yang diterima Gudegnet, Selasa (7/7).
Ruang Seni Rupa (RSR) kali ini merupakan edisi perdana di tahun 2020 dalam format alih wahana pameran menjadi digital.
Pameran ini merupakan usaha kelompok seniman ini untuk kembali menilik ke dalam, merekam ingatan atas perjumpaan-perjumpaan personal yang mereka temui semasa pandemi.
“Pada pameran kali ini, saya mengangkat tema tentang praktik self-esteem yang dipicu oleh kondisi pandemi. Bagi saya tema ini menarik untuk diangkat mengingat term kesehatan mental menjadi salah satu yang paling penting untuk diperhatikan akibat pandemi Covid-19 ini,” terang Chairol Imam atas karya video performance art yang berjudul ‘Pojok Angka & Aksara’.
Karya lain berupa komik strip tiga seri (Bucin, Gabut, Sepaneng) berjudul ‘Tidak Ke Mana-Mana’ karya Chaerus Sabry, video art berjudul ‘Tanpa Batas’ karya Egi Adrice, video art tiga seri (Retrofilia, An Sich, Esoteris) berjudul ‘Baid-Bain yang jauh dan yang nyata’ karta M.Y.A. Rozzaq, dan augmented reality berbasis web (Bagian 1, Bagian 2) berjudul ‘Pie Kabare? Iseh Penak Di Rumah Ora?’ karya Teguh Hadiyanto.
Dalam pameran ‘Suara 3x4 m’ ini, susunan narasi, potret ruangan, dan wicara seniman yang dihadirkan pada video alih wahana ruang pamer, berdiri sebagai pemantik ingatan dan pengalaman audiens menikmati sebuah pameran.
Jika biasanya yang kita banyak jumpai adalah instalasi di ruang-ruang galeri, kehadiran laman ruangsenirupa.or.id berlaku sebagai ‘tembok’ pemajangan karya seniman.
Kirim Komentar