Gudeg.net- Suatu kebanggaan tersendiri bagi Yogyakarta dengan menyandang predikat “Kota Batik Dunia”. Predikat tersebut diperoleh dari World Craft Council (WCF) yang berafiliasi dengan UNESCO. Yogyakarta telah memenuhi tujuh kriteria yang ditetapkan WCC sebagai syarat kota Batik Dunia. Diantaranya adalah nilai sejarah, keaslian, regenerasi, nilai ekonomi, ramah lingkungan, reputasi internasional dan tersebar luas. Batik juga merupakan warisan budaya tak benda yang merupakan karya agung manusia dari Indonesia.
Guna mempertahankan predikat tersebut, Dekranasda DIY menggandeng sejumlah instansi dan tokoh yang berkompeten di bidangnya dan menggelar berbagai kegiatan. Sejumlah kegiatan ini berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan batik. Kegiatan-kegiatan ini terangkum dalam Jogja International Batik Biennale (JIBB).
Gebyar Batik yang merupakan rangkaian kegiatan Road to JIBB telah dilaksanakan di empat kabupaten di DIY yaitu di Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo. Gebyar Batik Kota Jogja akan dilaksanakan pada 27-29 September 2018 di Plaza Ngasem.
“Berlatar belakang posisi Jogja sebagai kota Batik Internasional, JIBB terlaksana untuk mepertahankan posisi tersebut,” jelas Tazbir, ketua pelaksana JIBB dalam jumpa pers (25/9). Tazbir juga menjelaskan, sebelum JIBB, timnya juga sudah melaksanakan roadshow ke beberapa kota seperti Lasem, Pekalongan, dan lainnya. Hal ini untuk mempertahankan posisi tersebut.
Tahun ini merupakan tahun kedua JIBB terselenggara setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2016. Rangkaian puncak JIBB 2018 yang akan dilaksanakan pada 2-6 Oktober 2018. Dalam rangkaian acara puncak agendanya ada pameran, symposium nasional dan internasional, workshop pewarna alam, fashion show yang melibatkan 75 desainer, heritage tour di Gedangsari dan karnaval rias kreasi. Serangkaian acara tersebut diharapkan mampu menjadi representasi Jogja sebagai “Kota Batik Dunia” di mata internasional.
Presiden Jokowi akan membuka Opening Ceremony JIBB yang akan dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2018 di Pagelaran Kraton Yogyakarta.
JIBB diharapkan mampu menjadi sarana edukasi bagi masyarakat dan pintu gerbang bagi para pengrajin batik di Indonesia untuk berkiprah di pasar internasional.
Kirim Komentar