Gudeg.net - Festival batik internasiona JIBB (Jogja International Batik Bienalle ) resmi dibuka sore ini (3/10) di pagelaran keraton Yogyakarta. Rencana awal presiden Jokowi akan membuka acara tersebut, namun karena meninjau lokasi Bencana di Palu maka diwakilkan oleh Mendikbud Muhadjir Efendi.
Dalam pembukaan tersebut tampak hadir sejumlah pejabat negara diantaranya, Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, dan yang lainnya, hadir pula para pegiat batik dan desainer.
Setelah dibuka dengan tarian Gebyar Batik karya dari Padepokan Bagong Kussudiardja, dilanjutkan dengan sambutan dari Sultan HB X.
Dalam sambutannya Sri Sultan HB X mengungkapkan harapannya, JIBB selain sebagai apresiasi atas penghargaan Jogja, juga dijadikan review apakah Jogja masih layak untuk menyandang predikat kota batik dunia. “Inovasi rancangan batik mampu menerobos fashion style di dunia dan sebagai produk tradisi tetap mengekspresikan identitas bangsa yang otentik dan alami.”
Sambutan presiden yang dibacakan oleh Mendikbud yang menjelaskan, Batik motif telah dikenal sejak jaman dahulu, Hal ini bisa dilihat pada arca-arca yang mengenakan batik dengan motif kawung, motif ini hingga saat ini masih ada. Selain itu Batik juga dekat dengan masyarakat, mulai dari kehidupan seorang anak hingga kematian.
“Motif batik selalu berkembang hingga sekarang batik berkembang tidak hanya di kancah nasional namun juga internasional,” tutur Mendikbud. “Tahun ini kita putuskan satu lagi kekayaan budaya tak benda yaitu gamelan,” tuturnya lebih lanjut.
Serangkaian kegiatan JIBB telah dilaksanakan mulai dari bulan Juli diawali dengan rangkaian acara Road To JIBB di lima kabupaten di DIY (Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan Kota Jogja) dan puncak acara JIBB dilaksanakan selama lima hari di beberapa daerah di Yogyakarta (2-6 Oktober 2018)
JIBB diselenggarakan guna mempertahankan predikat kota Jogja sebagai Kota Batik Dunia.
Kirim Komentar