Gudeg.net- Pada pembukaan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018 di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Rabu (3/10), terdapat Tari Gebyar Batik, sebuah tarian yang menggambarkan keindahan jenis-jenis batik Yogyakarta. Tarian dengan jumlah 7 penari ini menampilkan beragam jenis batik seperti Latar Putih, Latar Ireng, Kawung, Garuda dan motif Sidoasih.
Dengan gemulai dan sesekali gerakan tegas, para penari menampilkan tarian Gebyar Batik di depan ratusan tamu undangan yang hadir.
Keberadaan Tari Gebyar Batik tak lepas dari sebuah cerita dimana cucu dari Alm. Bagong Kussudiardja yaitu Paranditya Wintarni menampilkan tarian tersebut didepan Sri Sultan Hamengkubuwono X jelang keberangkatannya ke Rusia bersama Dinas Kebudayaan tahun 2012 untuk mementaskan tarian Gebyar Batik kepada dunia.
Pada awalnya Tari Gebyar Batik tercipta berasal dari sebuah buku tentang batik Yogyakarta pemberian Sutopo Tejo Baskoro yang merupakan Paman dari Paranditya Wintarni sendiri.
Paranditya tertarik dengan motif garuda maka tercetuslah ide membuat sebuah tarian. Saat akan dipentaskan pertama kali, yang tersedia hanyalah batik jenis Sidoasih. Oleh karena itu tarian diberi nama Tari Sidoasih.
Saat akan dipentaskan di Rusia, terjadilah penambahan jenis batik kawung yang merupakan usulan dari Sultan. Musik pengiringnya pun dirubah menjadi lebih menarik. Tari Gebyar Batik mendapat respon baik dari dunia luar antara lain karena Andit sapaan akrab Paranditya mengeksplorasi tarian dengan menambahkan bentuk Seredan (kain yang disisakan disamping badan dengan panjang) agar dapat dikibas-kibaskan sehingga tarian tersebut menjadi lebih menarik.
Selepas dari Rusia, tarian ini sering dipentaskan ke berbagai negara seperti Suriname, Beijing, Timor Leste dan sampai pada Opening Ceremony World Batik. Hingga kini, tari ini terus ditampilkan dalam setiap acara-acara yang bertemakan Batik Indonesia.
Kirim Komentar