Gudegnet – Akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk bertamasya bersama keluarga. Jika wisata selfie dan wisata kuliner dianggap sudah terlalu biasa, mungkin kali ini waktunya untuk mencoba wisata edukasi ke kawasan Situs Ngingrong, atau sekadar mencoba salah satu flying fox tertinggi di DIY.
Situs Ngingrong atau Geosite Ngingrong sendiri merupakan satu dari 13 situs yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul. Tidak hanya Gunungkidul, kawasan Gunung Sewu terbentang dari Kabupaten Gunungkidul, Wonogiri, hingga Pacitan dengan total 33 situs di dalamnya.
Diresmikan pada 21 September 2015 oleh UNESCO, bentangan bukit karst ini mencapai 85 kilometer dengan luasan endapan gamping yang mencapai 1.300 kilometer persegi.
Situs ini merupakan destinasi wisata yang diharapkan dapat menjadi langkah untuk memperkenalkan kawasan Gunungkidul kepada dunia pariwisata internasional. Meskipun tergolong baru, pemerintah bersama masyarakat sangat antusias dalam membangun dan memberdayakan kawasan wisata ini.
Salah satunya adalah dengan membangun destinasi digital Pasar Ngingrong yang merupakan hasil kolaborasi antara GenPI Jogja dengan masyarakat Mulo.
Pada 8 September 2018, destinasi digital Pasar Ngingrong diresmikan oleh Bupati Gunungkidul, Ibu Hj. Badingah. Pasar Ngingrong buka setiap Sabtu dan Minggu, pukul 06.00 hinga 12.00 WIB.
“Situs Ngingrong merupakan CBT atau Community Based Tourism. Kami berusaha memberdayakan masyarakat lokal untuk bisa mandiri mengelola kawasannya sendiri menjadi tujuan wisata. Harapannya dalam 5 tahun mungkin sudah bisa lebih mandiri, dapat menciptakan inovasi-inovasi dan event-event baru di tempatnya,” ujar Ibu Asti Wijayanti selaku Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul mengenai situs ini saat ditemui di Situs Ngingrong (28/10).
Meskipun masih tergolong baru, destinasi digital Pasar Ngingrong memiliki banyak atraksi yang dapat dinikmati di akhir pekan.
Selain memiliki dua gua, Gua Ngingrong dan Gua Lengkep, kawasan ini dilengkapi juga dengan wahana seperti flying fox, ATV, dan atraksi kuliner serta jemparingan. Atraksi flying fox sepanjang 150 meter dengan kedalaman 70 meter dapat dinikmati dengan membayar Rp 35.000 saja.
Kedepannya, situs ini akan dilengkapi dengan Stone Garden dan pusat informasi Geo Park.
“Harapan kami dengan penataan dan pemberian fasilitas sarana-prasarana ini dapat meningkatkan situs ini untuk dikenal tidak hanya pada skala nasional saja karena di taman batu itu nantinya akan ada informasi yang bersifat internasional juga (bilingual),” ujar Ibu Asti menjelaskan.
Selain pembangunan yang terus diupayakan oleh pemerintah baik dari kabupaten Gunungkidul maupun provinsi DIY, Dinas Pariwisata Gunungkidul juga mengupayakan pelatihan bagi masyarakat sekitar.
“Setiap tahun selalu ada pelatihan. Untuk Ngingrong, kami selalu mengundan pokdarwis-pokdarwis untuk kami beri pelatihan peningkatan SDM, terutama dalam hal pelayanan terhadap wisatawan dan pengelolaan destinasi,” tutup Ibu Asti.
Kirim Komentar