Gudeg.net - Tahun ini Gunungkidul didaulat menjadi tuan rumah Festival Bregada Rakyat. Event tahunan yang mepertemukan komunitas seni keprajuritan rakyat DIY akan digelar Minggu 4 November 2018.
Kegiatan serupa sebelumnya dilaksanakan secara bergilir di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul dan Kulonprogo. Festival yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan DIY bakal diikuti oleh 18 komunitas bregada rakyat dari masing-masing kabupaten di Gunungkidul.
Penampil yang melibatkan sekitar 1000 orang diantaranya berasal dari Giri Manggolo (Girisubo), Darma Agung (Purwosari), Hargo Manunggal (Gedangsari), Jayeng Sudiro (Panggang), Guntur Rumekso (Rongkop), Klono Sewandono (Patuk), Pasopati (Semin), Jaga Wana (Ngawen), Wiro Manggolo (Saptosari), Yudo Manggolo (Tanjungsari), Sureng Pati (Paliyan), Jogoboyo (Tepus), dan yang lainnya.
Festival Bregada Rakyat akan mengambil lokasi start dari pendapa bangsal Sewokoprojo - Jl. Brigjen Katamso - Jl. Sumarwi - Jl. Ksatriyan - Jl. Taman Bhakti - Jl. Satria - Jl. Brigjen Katamso dan finish kembali ke bangsal Sewokoprojo, dengan jarak tempuh sekitar 2 kilometer.
Ketua panitia Festival Bregada Widihasto Wasana Putra menuturkan tujuan dari terselenggaranya acara ini “agar menggairahkan eksistensi bregada rakyat di Gunungkidul selain itu juga untuk menjalin silaturahmi antar komunitas bregada.”
Panitia membebaskan tiap bregada rakyat untuk mengkreasikan tata busana dan tata musik bregada sesuai kharakter budaya masyarakat setempat. Karena di Gunungkidul didominasi kultur pertanian maka bregada tidak harus mengenakan topi mancungan atau blangkon melainkan bisa saja caping.
Tidak membawa tombak namun memanggul alat pertanian pacul. Aksesoris busanapun dapat dikombinasikan dengan kreasi olahan daun tanaman yang tumbuh disekitar.
Selain itu, panitia melarang penggunaan semua bentuk dan jenis berbagai atribut yang bermuatan politik.
Kirim Komentar