Gudeg.net - Beberapa waktu lalu Kementrian Agama (Kemenag) meluncurkan kartu nikah yang bentuknya mirip dengan kartu ATM. Kartu ini diperuntukan bagi pasangan suami istri yang baru saja melangsungkan pernikahan secara resmi. Selain mendapatkan buku nikah pasangan tersebut juga akan mendapatkan kartu nikah.
Ditegaskan oleh Ahmad Fauzi Kasubag Informasi dan Humas Kemenag DIY, “Kartu nikah ditegaskan bukan pengganti buku nikah, buku nikah tetap ada,” tegasnya. Kartu nikah diwujudkan bersama yang berfungsi untuk mempermudah dalam membawa identitas, dan sebagai bukti bahwa yang bersangkutan sudah menikah dan merupakan pasangan yang resmi.
Dengan adanya kartu nikah ini, bukan berarti buku nikah tidak ada. Ketika dipertanyakan urgensinya, Ahmad mengungkapkan, “tidak mungkin kita membawa-bawa buku nikah yang tebal kemana-mana ketika kita diharuskan menginap di suatu hotel yang mempertanyakan identitas pasangan."
Tidak dipungkiri, saat ini banyak kita temui beberapa hotel yang berlabel syariah yang mewajibkan menunjukan identas yang menunjukan bahwa pasangan tersebut sah.
Kartu ini direncanakan resmi launching pada awal tahun 2019, meskipun saat ini sudah ada beberapa daerah yang dijadikan sebagai pilot project, termasuk salah satunya di Yogyakarta.
“Di DIY setiap tahun rata-rata terdapat 30.000 pernikahan, dan meskipun Yogyakarta menjadi pilot project namun belum seluruhnya bisa mendapatkan kartu nikah, rata-rata hanya 5% pasangan,” jelas Ahmad.
Untuk memperoleh kartu ini tidak dikenakan biaya tambahan, karena kartu ini sudah termsuk dalam biaya pernikahan. Untuk sementara kartu ini hanya diperuntukan bagi pasangan baru, namun kedepannya secara bertahap pasangan yang telah lama menikah juga bisa memiliki kartu ini.
Dalam kartu nikah terdapat foto pasangan dan barcode di bawah foto pasangan yang berisi data seperti wajah, nama dan tanggal pernikahan pasangan.
Kirim Komentar