Gudeg.net- Pentolan grup musik Jogja Hip Hop Foundation (JHHF) Marzuki Mohamad mendatangi Mapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk melaporkan pelanggaran atas penggunaan dan perubahan lagu yang ia ciptakan.
Pria yang akrab disapa dengan Kill The DJ tersebut datang bersama dengan kuasa hukumnya melaporkan akun media sosial twitter dan instagram atas nama @CakKhum yang mengedarkan rekaman video penggunaan dan perubahan lagu miliknya.
"Lagu Jogja Istimewa dirubah syairnya dan itu yang membuat saya keberatan, terlebih dipakai untuk berkampanye salahsatu capres pemilu," ujar Marzuki Mohamad di Polda DIY(15/1).
Ia menambahkan bahwa kedua akun itulah yang pertama kali mengunggah video atas penggunaan dan perubahan syair menjadi dukungan terhadap paslon no 02 Prabowo-Sandi. Penggunaan lagu Jogja Istimewa sepanjang hanya sebatas menyanyikan dan tidak merubah syair lagu, itu tidak jadi masalah, tambah Marzuki.
"Walaupun kubu paslon 01 Jokowi- Ma’aruf mau pakai lagu itu untuk kampanyepun saya juga akan keberatan dan menolaknya," tegas Marzuki saat diwawancara.
Seperti diketahui lagu Jogja Istimewa dibuat oleh Marzuki Mohamad sebagai bentuk rasa cintanya kepada Kota Yogyakarta. Dan lagu tersebut memiliki nilai historis yang kental akan perjalanan hidupnya dengan Yogyakarta.
“Saya juga pernah mensomasi pihak Pemda DIY karena menggunakan lagu itu oleh Dinas Kebudayaan tanpa ijin," pungkasnya.
Hillarrius Ngajimerro Kuasa Hukum Marzuki Mohamad menerangkan bahwa mereka melakukan pelaporan dengan dua tuntutan yaitu Pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan Pelanggaran Hak Cipta terhadap lagu Jogja Istimewa dengan membawa bukti Surat Hak Cipta atas lagu tersebut.
“Ini masih tahap pengaduan, nanti tinggal nunggu penyelidikan polisi dulu dan apakah ada unsur pidananya atau tidak,” ujarnya.
Jika hasil penyelidikan ada unsur pidananya maka akan kami lanjutkan dengan tahapan yang lebih resmi lagi pelaporan penyidikan,tambah Hillarius.
Marzuki hanya ingin ditengah menjelang masa pilpres 2019 ini semua beretika, tidak pantas untuk mewarisi generasi bangsa dengan etika yang tidak beradab, ujarnya.
“Mari semua belajar dari peristiwa ini dan mulailah memahami bahwa menggunakan lagu dan merubahnya itu sangat tidak beretika,” harap Marzuki saat meninggalkan Polda DIY.
Kirim Komentar