Gudeg.net- Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden itu adalah hajat demokrasi kita semua, kita harusnya senang bukan diibaratkan layaknya sebuah peperangan seperti perang Badar.
Hal tersebut disampaikan oleh Calon Wakil Presiden nomer urut 01 KH Ma’ruf Amin pada saat menghadiri acara Istigosah dan Deklarasi untuk Kemenangan pasangan calon presiden nomer urut 01 di Lapangan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Iman Mlangi Sleman Yogyakarta, Kamis (28/3).
“Pilpres itu hajatan demokrasi bukan perang, apalagi perang Badar, enggak benar itu. Pada pilpres kita memilih dan menentukan pemimpin yang terbaik, masa pemimpin tidak baik,” ujar Ma’ruf Amin.
Iapun menjelaskan, jangan disamakan pemilihan presiden dengan perang, itu dua hal yang sangat jauh berbeda. Pilpres itu memang menang atau kalah akan tetapi ada tujuan yang lebih baik yaitu kita mencari pemimpin, pemimmpin yang bisa bertanggung jawab, pemimpin yang visioner dan tujuan baik bagi Indonesia.
“Perang itu konotasinya buruk, erat dengan perpecahan, dan kita tidak mau hanya dengan pilpres membuat hancur persatuan dan kesatuan. Perbedaan itu hal biasa jadi jangan dijadikan alat atau alasan untuk berperang,” tegas Ma’ruf Amin.
Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu sempat menyinggung soal ramainya berita bohong atau hoaks yang belakangan ini ditujukan kepada pasangannya Joko Widodo.
“Saya ini ulama dan dipilih oleh Jokowi untuk mendampinginya, masa ada yang bilang bila kami terpilih akan melarang adzan, menghapus pelajaran agama islam, sampai dituduh akan menghalalkan perbuatan zina, itu semua tidak benar,semua hoaks,” tutur Amin.
“Jokowi itu mencintai ulama bahkan dialah presiden pertama yang mengesahkan adanya Hari Santri Nasional di Indonesia,” tambahnya.
Selanjutnya Ma’ruf Amin juga mengajak para santri yang terdiri dari para generasi milenial untuk tetap optimis menghadapi hari depan karena dengan optimis kaum milenial dapat menjalani Revolusi 4.0 yang dicanang pemerintah.
“Kalian harus optimis, semua sudah ada dari infrastruktur darat, air, sampai langit. Santri bisa jadi apa saja di Indonesia, jadi anggota DPR, gubernur bahkan Gus Dur yang santripun bisa jadi Presiden,” tegasnya.
Tidak tertinggal Ma’ruf Amin juga meminta kepada seluruh santri dan kyai untuk datang Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April mendatang dengan mengenakan pakaian putih karena pada surat suara Jokowi Amin mengenakan warna busana yang sama yaitu putih.
“17 April kita putihkan TPS-TPS, karena putih itu suci dan kita semua berniat baik demi keberlangsungan negara ini dan menjaga keutuhan NKRI,” ajak Kyai Ma’ruf Amin.
Kirim Komentar